Big Bad Wolf (BBW) kembali digelar di Gedung JX International, Surabaya, Kamis (27/9/2018). Dari pantauan suarasurabaya.net, di hari pertama ini, cukup banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk memburu jutaan buku impor terbaik dengan diskon mulai 60 hingga 80 persen.
Bahkan, banyak dari mereka yang menggunakan trolly daripada keranjang, untuk membawa tumpukan buku-buku yang dibeli. Tidak cukup satu trolly, sebagian dari mereka juga ada yang membawa keranjang. Sehingga, di bagian loket pembayaran sesekali terlihat padat, karena masyarakat yang harus mengantre membayar puluhan bukunya.
Event tahunan ini tidak hanya menyediakan buku-buku untuk kalangan remaja hingga dewasa saja. Tetapi juga menyediakan buku khusus anak-anak. Spesialnya, tahun ini Big Bad Wolf (BBW) menyediakan 70 persen buku anak-anak. Tidak heran, banyak para orang tua yang mengajak anaknya untuk memburu buku.
Seperti Christina Dewi (37) perempuan warga Sidoarjo, yang datang bersama suami beserta anaknya. Dia rela menghabiskan uangnya hingga Rp2 juta, untuk memborong buku-buku untuk anaknya. Dengan harapan, itu bisa membantu proses belajarnya dan membangkitkan minat membaca.
“Anak saya kebetulan suka yang ada gambar-gambar, hewan, buah seperti itu. Terus buku dongeng. Ini harganya luar biasa murah menurut saya. Jarang ada event seperti ini. Jadi saya manfaatkan saja. Saya juga beli beberapa buku untuk saya sendiri,” kata Chirst, Kamis (27/9/2018).
Sementara itu, Uli Silalahi Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia mengatakan, Big Bad Wolf ini akan berlangsung mulai 27 September hingga 8 Oktober 2018. Menariknya, pameran buku ini dibuka selama 24 jam nonstop.
Uli menambahkan, pameran buku Big Bad Wolf memperkenalkan berbagai macam buku bacaan Internasional. Seperti buku dalam bahasa Inggris dan Mandarin, dengan harga yang sangat terjangkau. Tahun ini Big Bad Wolf hadir dengan membawa 3 juta buku, yang terdiri dari buku import dan dalam negeri.
“Ini 70 persen bukunya adalah buku anak-anak. Kenapa kita memilih anak? Karena kita mulai dari anak dulu, jadi kalau kita sudah besar mungkin belum terbiasa, akan susah. Tapi kalau dari anak-anak sudah kita kasih, nanti akan lebih mudah terbiasa membaca. Jadi pelan-pelan ayo kita coba, anak-anak dibiasakan untuk membaca,” kata Uli.(ang/tin/rst)