Jumat, 22 November 2024

Bank Dunia Mencari Hibah dan Modal Baru untuk Mengatasi Krisis Global

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Anna Bjerde Managing Director for Operations Bank Dunia saat berbicara kepada Reuters dalam wawancara di kantor Bank Dunia di Taguig, Metro Manila, Filipina, Selasa (23/5/2023). Foto: Antara/Reuters

Anna Bjerde Managing Director for Operations Bank Dunia menyatakan, pihaknya akan mendesak lebih banyak hibah dan modal baru dari negara-negara anggota, bahkan ketika bank itu memanfaatkan neracanya untuk meningkatkan pinjaman guna menanggapi perubahan iklim dan krisis global lainnya.

Pemberi pinjaman itu, kata Bjerde, akan menggalang dukungan donor untuk fasilitas krisis yang baru didirikan buat negara-negara termiskin di dunia yang menghadapi krisis global yang tumpang tindih, termasuk peristiwa iklim yang parah.

“Kami berharap dapat benar-benar menyimpulkan dan memiliki minat yang sangat kuat untuk mendanai ini pada akhir tahun,” katanya pada Selasa (24/5/2023) saat dilansir dari Antara.

Fasilitas tersebut berada dalam dana Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA), dana Bank Dunia untuk negara-negara termiskin.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan bahwa COVID-19 mendorong banyak negara miskin ke dalam kesulitan utang karena mereka diharapkan untuk terus membayar kewajiban mereka meskipun terjadi guncangan besar pada keuangan mereka.

Ia berharap, ada kemajuan besar dalam menarik minat fasilitas tersebut pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Maroko pada Oktober mendatang.

“Kita perlu benar-benar mendapatkan hibah dari negara-negara maju dan berpenghasilan tinggi, negara kaya, untuk memberikan transfer sumber daya ke negara berpenghasilan rendah,” katanya.

Ia mengatakan, bank dunia yang dewan eksekutifnya beranggotakan 25 orang, pada 3 Mei memilih presiden baru, karena ingin meningkatkan pinjaman untuk memastikannya dapat mengatasi masalah, seperti perubahan iklim, pandemi, dan konflik dengan lebih baik.

“Kita perlu terus mengerjakan apa yang kita sebut di bawah peta jalan evolusi-bank yang lebih baik tetapi juga bank yang lebih besar,” ujarnya.

“Peta jalan evolusi” Bank Dunia, kata Bjerde, meminta manajemennya untuk mengembangkan proposal khusus untuk mengubah misi, model operasi, dan kapasitas keuangannya.

Pihaknya juga menentukan opsi eksplorasi seperti potensi peningkatan modal baru untuk membuka lebih banyak pinjaman dan alat pembiayaan baru.

“Peningkatan modal adalah pembicaraan berkelanjutan yang membutuhkan keterlibatan dengan pemegang saham. Ada banyak upaya bagus dari manajemen Bank Dunia untuk melihat semua peluang untuk memaksimalkan modal dan membebaskan sumber daya internal terlebih dahulu, melalui optimalisasi neraca dan sebagainya,” ucapnya.

Ia menyebut, pada April, Janet Yellen Menteri Keuangan AS, mengatakan bahwa langkah selanjutnya yang harus diambil Bank Dunia yakni perubahan potensial untuk memungkinkan sektor swasta bank dan unit pinjaman negara miskin untuk meminjamkan kepada entitas sub-negara seperti kota dan otoritas regional.

Pinjaman sub-nasional, kata Bjerde, adalah sesuatu yang “sangat ingin dieksplorasi lebih lanjut oleh Bank Dunia”.

“Ini perlu menjadi bagian dari perangkat dan solusi, karena kita perlu bekerja sama dengan pemerintah nasional dan pemerintah daerah untuk dapat mengatasi beberapa kebutuhan mendesak dan prioritas mendesak ini,”pungkasnya.(ant/ris/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs