Sabtu, 23 November 2024

Komunike G7 Kompak Dukung Ukraina, Desak China Tekan Rusia

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Tampak para pemimpin negara anggota G7 beserta Jokowi Presiden saat menghadiri Sesi Kerja Mitra G7 yang membahas soal iklim, energi, dan lingkungan yang dipimpin Fumio Kishida Perdana Menteri Jepang (tengah) di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023). Foto: Reuters

Para pemimpin Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) berjanji mendukung Ukraina menghadapi agresi Rusia. Mereka juga mendesak China memainkan perannya guna mengakhiri perang.

Pernyataan itu dirilis Sabtu (20/5/2023) kemarin, atau hari kedua pertemuan puncak (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang, dalam sebuah komunike (pengumuman/pemberitahuan resmi) yang disampaikan beberapa menit setelah Volodymyr Zelenskyy Presiden Ukraina tiba di Jepang untuk menghadiri KTT.

Melansir Antara, Minggu (21/5/2023), tujuh negara anggota G7 adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa.

“G7 mendesak China menekan Rusia menghentikan perang di Ukraina. G7 juga meminta China menyelesaikan masalah Taiwan dengan cara damai,” bunyi salah satu poin komunike tersebut.

Selain itu, para pemimpin G7 juga mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap situasi di Laut China Timur dan Selatan, di mana Beijing meningkatkan klaim teritorialnya.

Kelompok tujuh negara maju itu menentang keras setiap upaya sepihak, dalam mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan.

Kekuatan militer dan ekonomi China yang meningkat di perairan terdekat, termasuk Selat Taiwan, telah mempertegang hubungan China dan AS, serta membahayakan keamanan kawasan. China dan Taiwan memiliki pemerintahan sendiri-sendiri pada 1949 karena perang saudara.

G7 menyebut beberapa negara demokrasi terpengaruh oleh “paksaan ekonomi” yang diterapkan negara-negara otoriter. Oleh karena itu, akan diluncurkan sebuah platform untuk mencegah praktik-praktik semacam itu, digunakan sebagai alat memburu kepentingan politik.

Komunike G7 lalu menekankan pentingnya memperkuat rantai pasokan untuk bahan industri penting, seperti semikonduktor, dan mengambil tindakan lebih luas dalam melawan pembatasan perdagangan secara sepihak.

“Para pemimpin G7 juga sepakat memperbesar bantuan energi dan pembangunan untuk negara-negara berkembang, karena khawatir China mempraktikkan ‘diplomasi jebakan utang’, dengan menggunakan utang sebagai senjata mendapatkan konsesi dari negara-negara debitur,” bunyi salah satu pernyataan Komunike.

Komunike juga menyebutkan G7 siap membangun hubungan konstruktif dan stabil dengan China, dan menekankan pentingnya dialog dengan Beijing dalam rangka menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan.

Selanjutnya, G7 mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara, yang disebut mereka melanggar hukum internasional. Mereka meminta Korea Utara sepenuhnya meninggalkan senjata dan segala program pengembangan nuklir.

Berikut inti komunike KTT G7 di Hiroshima:

  • Janji mendukung Ukraina dalam menghadapi perang ilegal Rusia
  • Janji membuat upaya-upaya yang menciptakan dunia tanpa senjata nuklir
  • Menentang setiap upaya sepihak dalam mengubah status quo dengan kekerasan
  • Mendesak China agar menekan Rusia supaya menghentikan agresi di Ukraina
  • Siap membangun hubungan yang konstruktif dan stabil dengan China
  • Menyerukan resolusi damai atas isu Taiwan dengan China
  • Janji meluncurkan platform meningkatkan pencegahan terhadap pemaksaan ekonomi
  • Mengecam keras peluncuran rudal balistik Korea Utara
  • Menyeru Korea Utara agar sepenuhnya meninggalkan senjata nuklir
  • Berjanji melakukan upaya-upaya guna menjaga stabilitas keuangan dan mendorong pertumbuhan
  • Berjanji untuk membahas aturan AI generatif pada akhir tahun
  • Berjanji bekerja sama untuk mempercepat transaksi energi bersih
  • Berjanji mempromosikan hak-hak asasi manusia universal dan kesetaraan gender. (ant/bil/rid)
Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs