Sabtu, 23 November 2024

Mayoritas Pasien Tumor Otak Terlambat Ditangani, Dokter: Periksakan Jika Nyeri Kepala Berkepanjangan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Dokter Irwan Barlian Immadoel spesialis bedah saraf National Hospital Surabaya. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Mayoritas pasien tumor otak terlambat ditangani, dokter beberkan deteksi dini gejala nyeri kepala berkepanjangan.

Dokter Irwan Barlian Immadoel spesialis bedah saraf National Hospital Surabaya menyebut, setidaknya ada dua faktor penyebab tumor otak.

Yang pertama yakni faktor genetik, adanya turunan penyakit tumor otak dari keluarga memunculkan potensi besar untuk seseorang juga mengalami hal serupa.

“Sampai sekarang, kita belum tahu pasti penyebabnya apa. Tapi ada yang disebut dengan faktor risiko. Genetik misal orang tuanya terkena tumor, atau kakek, nenek. Dia punya faktor risiko genetik terjadi tumor otak,” kata Irwan, Sabtu (20/5/2023).

Selain keturunan, faktor eksternal tumor otak yaitu gaya hidup kurang sehat, termasuk stres.

“Banyak terpapar radiasi, lalu pola hidupnya kurang baik,” tambahnya.

Beberapa kasus yang dijumpai rata-rata menyerang usia di atas 40 tahun.

“Setiap tumor punya karakteristik masing-masing. Ada tumor khusus anak-anak, atau tumor pada orang dewasa. Paling sering munculnya di dewasa (menuju) tua. Setelah usia 40,” jelasnya.

Pada perempuan, lebih seringnya muncul tumor jinak. Sementara pria, lebih banyak terserang tumor ganas.

“Tumor jinak itu paling banyak muncul pada wanita dua kali lebih banyak dibanding pria. Kalau pria glioblastoma, ganas. Prevalensinya muncul di atas usia 50 tahun,” bebernya.

Dokter Irwan menyebut, setidaknya ada lima orang pasien baru dalam sehari yang ditangani.

“Banyak, meningkat. Setiap hari tambah banyak. Angkanya kurang paham. Tapi kalau di RSUD Dr. Soetomo lima pasien baru datang selalu. Minimal lima orang,” imbuhnya lagi.

Namun karena kurang tingginya kesadaran orang mendeteksi gejala tumor otak, mayoritas pasien, sambungnya, datang sudah dalam keadaan buruk.

“Di Indonesia sudah berat. Tumor sudah besar, jelek, turun. Sebagian besar terlambat. Iya salah satunya (kurang kesadaran). Juga mungkin banyak mencoba terapi sendiri, obat terus-terusan. Atau obat tapi tidak pada tempatnya,” jelasnya.

Menurut Irwan, beberapa gejala bisa dikenali sebagai deteksi awal kecurigaan munculnya tumor otak. Paling sering, nyeri kepala berkepanjangan.

“Semakin hari semakin meningkat disebut kronis progresif. Terus memburuk atau tambah nyeri. Atau bisa juga disertai mata kabur gangguan penglihatan. Atau disertai kesemutan tangan atau kaki. Gak selalu (disertai benjolan fisik). Dari luar gak kelihatan. Ada memang tumor di permukaan. Tapi kalau tumor di bawah tulang gak kelihatan dari luar,” sambungnya.

Menurutnya bagi usia lebih dari 40 tahun harus lebih waspada terutama jika sering mengalami sakit kepala.

“Screening dengan MRI, biar bisa lihat dalam otak ada apa. Operasi itu pilihan kesekian. Nomor satu, kita coba dahulu problemnya apa, masalah utama apa, akan kita coba obat-obatan, baru pembedahan, kalau tidak membaik, atau radiasi atau kemoterapi. (Kapan) yang tahu kita sendiri. Kalau tambah hari, tambah hebat, ya harus segera diperiksa. Atau pas muncul gejala lain itu juga harus dicek,” irwan merinci.

Terakhir, pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin dengan pola hidup sehat dan tidak stres.

“Kalau misalnya genetik gak bisa dicegah. Tapi tetap bisa pola hidup sehat, jangan terlalu lelah dan stres makan makanan sehat bukan berpengawet,” tandasnya. (lta/ihz/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs