Sabtu, 23 November 2024

Sifilis di Jawa Timur Capai 1.053 Kasus, Pengidap Terbanyak dari LSL dan Pekerja Seks

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan Jatim. Foto: Antara

Temuan penyakit sifilis di Jawa Timur (Jatim) sepanjang tahun 2022 mencapai 1.053 kasus dengan pengidap terbanyak dialami oleh lelaki seks lelaki (LSL), Waria, dan pekerja seks sebanyak 75 persen. Kemudian 15 persen ditemukan pada ibu hamil dan 10 persen lain-lain.

Guna menekan angka kasus supaya tidak semakin tinggi, dokter Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan Jatim mengaku telah mengoptimalkan pelaksanaan Perda dan Pergub Jatim tentang HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS).

Dalam regulasi itu mengatur tentang pelacakan, promosi kesehatan, pencegahan HIV-AIDS, pelayanan Tes HIV, hingga informasi dan pelaporan. Menurut Erwin, semakin banyak kasus yang bisa terdeteksi maka penanganan dan pencegahannya bisa maksimal.

“Selain itu kami juga akan me-review dan mengaktifkan kembali TKPHA (Tim Koordinasi Penanggulangan HIV AIDS) di Jatim,” ucap Erwin kepada suarasurabaya.net, Jumat (19/5/2023).

Penemuan sedini mungkin kasus HIV-AIDS maupun penyakit menular seksual secara komprehensif juga dilakukan Dinkes Jatim lewat mobile clinic yang ditujukan kepada populasi kunci dan ibu hamil.

Populasi kunci yang dimaksud adalah LSL, Waria, pekerja seks, dan Pengguna Napza Suntik (Penasun). Erwin menuturkan, jumlah layanan tes HIV AIDS dan IMS termasuk sifilis yang tersedia di Jatim berjumlah 1.178, terdiri dari 970 Puskesmas dan 208 RS.

“Untuk mencegah penularan maka hindari berhubungan seks beresiko dengan penderita sifilis. Prinsip penularannya adalah ESSE (Exit, Survive, Sufficient dan Enter). Yang terpenting setia pada pasangan,” jelas Erwin.

Kadinkes Jatim itu juga mengajak masyarakat supaya melakukan edukasi pada program HIV-AIDS dan IMS kepada keluarga dan orang terdekatnya. Serta memberikan dukungan psikis dan sosial kepada kerabat yang menderita sifilis agar patuh minum obat.

“Jangan sampai melakukan stigma dan diskriminasi bagi orang yang menderita penyakit HIV-AIDS maupun sifilis,” pungkas Erwin.(wld/abd/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs