Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akhirnya mengaktifkan Satelit LAPAN-A2/ORARI pascagempa di Sulawesi Tengah. Langkah Lapan ini untuk membantu telekomunikasi yang lumpuh karena ratusan BTS yang mati, ditambah tidak adanya koneksi listrik.
Satelit LAPAN-A2/ORARI merupakan satelit hasil kerja sama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia.
Thomas Djamaluddin Kepala Lapan mengatakan, satelit ini telah diaktifkan sejak tadi malam.
“Satelit sudah diaktifkan untuk komunikasi menggunakan radio amatir sehingga bisa dimanfaatkan oleh para pengguna radio amatir untuk komunikasi,” ungkapnya kepada Radio Suara Surabaya.
Dengan ketinggian kurang lebih 500 km, LAPAN-A2/ORARI menjadikan jangakauan satelit ini cukuo luas.
“Bisa dimanfaatkan untuk komunikasi Donggala atau Palu ke Jakarta,” ujarnya.
Thomas juga mengatakan, hal yang sama juga telah dilakukan ketika gempa di Lombok. Posko-posko penanganan korban bencana gempa memanfaatkan satelit ini untuk melakukan koordinasi.
“Diharapkan di daerah terdampak gempa di Sulawesi Tengah juga bisa memanfaatkan untuk komunikasi,” ujarnya.
Lanjut Thomas, komunitas radio amatir sendiri sudah mulai memanfaatkan, tetapi ia belum mendapatkan laporan sudah berapa pengguna satelit tersebut yang memberikan laporan terkait kondisi gempa.
Frekuensi satelit ini menggunakan 437.425 MHz telemetry beacon, 435.880 MHz FM voice uplink, 145.880 MHz FM voice downlink (5 watts), dan 145.825 APRS digipeater (5 watts).
“Fasilitas yang dimiliki LAPAN-A2/ORARI diharapkan mampu memberi manfaat yang maksimal untuk memberi dukungan komunikasi,” pungkasnya. (nin/bid)