Prof. Mohammad Nasih Rektor Universitas Airlangga (Unair) kembali mengukuhkan enam guru besar baru, di Aula Garuda Mukti Unair Kampus C, Rabu (10/5/2023).
Dengan bertambahnya guru besar, ia ingin atmosfer pendidikan di lingkungan kampus semakin bagus dan menjadikan Unair sebagai perguruan tinggi yang komprehensif.
“Perguruan tinggi yang komprehensif adalah perguruan tinggi yang tidak hanya bagus dan excellence di bidang pembelajaran, tetapi juga bagus di bidang riset dan pengembangan ilmu pengetahuan serta inovasi,” ucapnya.
Dengan menjadi guru besar, ia menyebut, amanah yang diemban akan semakin besar, terutama soal pengembangan komunitas pendidikan di berbagai lini.
Karena menurutnya, jabatan guru besar yang merupakan insan terdidik harus mampu menjadi sumber rujukan bagi kajian ilmu tertentu dan bertanggungjawab atas ilmunya.
“Dengan jabatan guru besar ada kewenangan-kewenangan tertentu yang sudah dipegang. Termasuk di dalamnya melakukan riset, bimbingan, dan pengujian terhadap calon-calon akademia,” tambahnya.
Ia menambahkan, bahwa peran pendidik memiliki kontribusi yang besar dalam perkembangan dunia. Apalagi, ilmu pengetahuan dapat menjadi dua mata pisau, yakni sisi positif dan negatif. Sehingga menurutnya, tidak jarang pengetahuan justru didesain hanya untuk memenuhi kepentingan pemilik modal.
Apalagi menurutnya, banyak fenomena yang dibicarakan dengan tendensi positif, padahal realitasnya sebaliknya.
“Misalnya pertumbuhan UMKM itu 50 persen bahkan 200 persen. Sementara pertumbuhan Industri besar hanya lima persen. Menilik dari komposisi presentasenya mungkin benar, tapi coba lihat realitas yang sesungguhnya,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia berharap, ide dan gagasan guru besar dapat terealisasi, sehingga mampu memberikan kebermanfaatan nyata kepada masyarakat.
“Kami berharap dengan kontribusi guru besar baru dapat memberikan alternatif bagaimana agar tata dunia baru ini bisa lebih adil, proporsional, dan ini harus dilakukan dengan banyak penelitian,” ucapnya.
Sebagai diketahui, enam guru besar tersebut yakni Prof. Agung Sosiawan dari Fakultas Kedokteran Gigi, serta Prof. Noorlailie Soewarno, Prof. Wasiaturrahma, Prof. Rossanto Dwi Handoyo, Prof. Indrianawati Usman, dan Prof. Sri Herianingrum yang kelimanya dari Fakultas Ekonomi Bisnis.(ris/bil/ipg)