Sabtu, 23 November 2024

BNSP Minati Namira Ecoprint untuk Jadi Proyek Percontohan UMKM Green Production

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Yayuk Eko Agustin (kanan) Owner Namira Ecoprint sedang memperkenalkan produknya pada Kunjung Masehat (kiri) Ketua BNSP, Senin (8/5/2023). Foto: BNSP

Kunjung Masehat Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) akui Namira Ecoprint layak untuk menjadi pilot project UMKM Green Production.

Hal tersebut dikarenakan upaya Namira Ecoprint dalam menerapkan konsep ekonomi hijau pada proses bisnisnya sangat menarik bagi BNSP.

Kunjung menjelaskan, Green Economy atau ekonomi hijau adalah salah satu isu yang tengah menjadi bahasan di dunia. Yaitu suatu gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.

Terdapat 15 indikator dalam Green Economy Index (GEI) Indonesia yang mencakup tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang mencerminkan pembangunan ekonomi hijau, jelas Kunjung.

“Proses bisnis Namira Ecoprint ini telah mencerminkan tiga pilar tersebut. Mulai dari proses produksi yang tidak menggunakan bahan kimia, hingga pemanfaatan limbah produksi untuk kompos serta kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar,” kata Kunjung Masehat, Surabaya, Senin (8/5/2023).

Ia mengatakan, selama ini batik selalu identik dengan penggunaan bahan kimia, seperti penggunaan warna sintetik serta bahan “malam” untuk pewarnaan.

Sehingga, limbah yang dihasilkan sangat mengganggu lingkungan dan ini menjadi kebiasaan di industri kimia. Untuk itu, pengolahan limbah menjadi penting.

“Sementara di sini tidak ada limbah. Tidak ada sampah yang mencemari lingkungan, zero wash. Dan BNSP sedang gencar menyosialisasikan sertifikasi green productivity, lagi promosikan produk seperti ini,” ungkap Kunjung.

Dalam keterangan resmi yang diterima suarasurabaya.net, kunjungan oleh BNSP ini merupakan salah satu komitmen Indonesia terhadap pengembangan proyek Green Economy, termasuk di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Pada kesempatan yang sama, Nurul Indah Susanti Direktur Kadin Institute menyatakan, Kadin memiliki banyak UMKM binaan yang telah dilatih dan disertifikasi oleh Kadin Institute bekerjasama dengan BNSP.

“Pilihan kami jatuh pada Namira Ecoprint. Menurut kami UMKM ini layak dipromosikan karena komitmennya dalam menerapkan konsep ekonomi hijau serta keaktifannya dalam setiap kegiatan dan juga sertifikasi produk yang telah didapatkan,” ungkap Nurul.

Untuk diketahui, produk dari Namira Ecoprint telah melancong di banyak negara. Dibuktikan saat Namira mengikuti Misi Dagang ke sejumlah negara, dan produknya selalu laris manis diborong oleh masyarakat di negara tersebut, diantaranya ke Jeddah, Hongkong, Malaysia, dan Timor Leste.

Namira Ecoprint juga mendukung revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi dengan menerima pemagangan sejak beberapa tahun yang lalu dan membuka kelas untuk Perguruan Tinggi agar mahasiswanya bisa kuliah praktik di tempatnya.

“Juga masyarakat sekitar sini, mereka diajari bagaimana membuat produk yang bernilai ekonomi tinggi,” katanya.

Yayuk Eko Agustin dan suami Didik Edy Susilo owner Namira Ecoprint mengatakan sangat senang karena sejauh ini Namira Ecoprint memang konsen terhadap produk ramah lingkungan. Untuk pewarnaan, Namira Ecoprint menggunakan dedaunan yang sangat berlimpah di Indonesia. Mulai dari daun jati, daun pisang, daun mangga, daun eukaliptus, dan masih banyak lagi.

“Indonesia punya banyak tumbuh-tumbuhan yang ada butir hijau daunnya, seperti tanaman untuk jamu, semua bisa digunakan. Daun mangga pun bisa digunakan untuk pewarnaan. Dari alam untuk alam,” kata Yayuk.

Dalam pengembangan, ia mengaku sangat banyak dibantu Kadin Jatim dan Kadin Institute, diajak Misi Dagang ke banyak negara seperti ke Malaysia dan Thailand. “Artinya kami diberi tempat untuk berkembang karena isu ramah lingkungan sangat luar biasa. Dan saya adalah satu-satunya ecoprint yang mendapatkan sertifikasi dari PT Mutu Internasional, lembaga verifikasi ekolabel swadeklarasi yang terdaftar di KLH karena bahan saya tidak ada yang dari kimia,” pungkasnya.(abd/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs