Jumat, 22 November 2024

Dispendik Bahas Wacana Kurikulum Kebencanaan dengan BPBD Surabaya

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berencana memasukkan kurikulum kebencanaan ke sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP.

Mekanisme itu masih dalam pembahasan bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya.

“Iya nanti saya koordinasikan lagi sama BPBD,” kata Yusuf Masruh Kepala Dispendik Kota Surabaya, Kamis (4/5/2023).

Menurut Yusuf, koordinasi itu tak hanya membahas detail penerapan kurikulum kebencanaan, tapi juga memudahkan proses penerapan sosialisasinya.

“Harapan saya koordinasi sama teman-teman BPBD biar satu kompetensi pintunya, saya yang support anak-anak,” ujarnya.

Meski kurikulum belum diterapkan, Kepala Dispendik Surabaya itu menjelaskan sosialisasi kebencanaan bagi pelajar SD dan SMP sudah berjalan. Terutama, memprioritaskan sekolah yang memiliki model bangunan bertingkat dan berlokasi di kawasan pesisir Kota Surabaya.

“Setahu saya kebencanaan sudah jalan, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), ketertiban atau trantibum, kebencanaan itu sudah jalan,” ucapnya.

Nantinya garis besar kurikulum kebencanaan, bukan melatih siswa menjadi petugas penanganan, namun mengedukasi dan membangun kesadaran para pelajar soal tata cara evakuasi saat terjadi bencana alam.

“Kemarin ada yang tanya kok anak-anak dilatih PMK, bukan begitu, tetapi anak-anak dilatih untuk mengamankan dirinya,” ujar Yusuf.

Misalnya, ketika terjadi bencana gempa bumi, siswa harus mengetahui langkah awal penyelamatan diri, sekaligus mengetahui keberadaan titik aman untuk berlindung.

“Bukan bermaksud melatih anak-anak jadi petugas tetapi melatih dirinya untuk berkembang dan bermanfaat bagi temannya juga,” kata dia.

Yusuf tak menampik, mekanisme menghadapi bencana alam harus ditanamkan pada anak-anak sejak usia dini.

“Dulu waktu saya di BPBD ada yang menyelamatkan kulkas dulu, mbahnya keri (neneknya ditinggal). Lah itu, bukan melatih sebagai petugas, tetapi minimal untuk kesadaran dirinya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya mengusulkan kurikulum kebencanaan untuk sekolah.

Hal itu berkaca dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Surabaya. Berdasarkan data yang diterima Panitia Khusus (Pansus) LKPj Wali Kota Surabaya, selama tahun 2022 terdapat 8.977 jenis kejadian kedaruratan

Rinciannya, kecelakaan mencapai 4.846 kejadian dan darurat medis 3.099 kejadian, kebakaran 303 kejadian, pohon tumbang 191 kejadian, serta penemuan jenazah 177 kejadian.

Kemudian untuk genangan 153 kejadian, rumah roboh 106 kejadian, orang tersesat 43 kejadian, masalah hewan 41 kejadian, orang meninggal mendadak 11 kejadian dan orang tenggelam tujuh kejadian.

Ketika dipetakan berdasarkan wilayah, didapati kejadian kedaruratan di Surabaya Timur dengan 2.624 kejadian, Surabaya Selatan 2.609 kejadian, Surabaya Pusat 1.676 kejadian, Surabaya Barat 1.170 dan Surabaya Utara 898 kejadian. (lta/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs