Sabtu, 23 November 2024

PBB: Lebih Dari Seperempat Miliar Orang Menghadapi Tingkat Kelaparan Akut

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi - Seorang ibu dan anaknya yang mengalami kelaparan. Foto: FAO/Food and Agriculture Organization

Sebuah laporan yang dikeluarkan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO/Food and Agriculture Organization), Rabu (3/5/2023) mengatakan bahwa kerawanan pangan akut global merupakan bentuk kegagalan umat manusia mengakhiri bencana kelaparan global.

Dalam laporan yang ditulis Antonio Guterres Sekretaris Jenderal PBB menyatakan, bahwa ada sekitar 258 juta orang di 58 negara menghadapi kerawanan pangan akut pada tahun 2022. Angka itu naik dari 193 juta orang di 53 negara di tahun 2021.

Tertulis juga dalam laporan tersebut, di samping jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan akut yang meningkat, angka kebutuhan bantuan nutrisi, serta kebutuhan akan mata pencaharian juga meningkat selama empat tahun berturut-turut.

“Lebih dari seperempat miliar orang sekarang menghadapi tingkat kelaparan akut, dan beberapa berada di ambang kelaparan. Itu tidak masuk akal,” tulis Guterres dalam laporan resmi yang ditulis di FAO.

“Edisi ketujuh dari laporan global tentang krisis pangan ini merupakan bukti yang menyakitkan atas kegagalan umat manusia membuat kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan serta peningkatan gizi untuk semua,” lanjut Guterres.

FAO menjelaskan, faktor ekonomi menjadi pendorong global utama di balik krisis pangan dan malnutrisi, melampaui faktor konflik.

Dalam laporan FAO yang dilansir Antara menyatakan, bahwa faktor ekonomi yang dimaksud yakni kenaikan harga pangan dan gangguan pasar.

Namun, FAO menemukan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina juga berdampak buruk pada ketahanan pangan global. Hal itu disebabkan karena kedua negara tersebut berkontribusi signifikan pada produksi komoditas pangan utama, termasuk gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.

Selain itu, catatan laporan FAO juga membeberkan bahwa cuaca ekstrem merupakan salah satu pendorong utama penyebab kerawanan pangan global.

Diketahui, FAO mencatatkan, negara-negara yang paling terpukul dengan terjadinya kerawanan pangan global yakni negara-negara yang ada di Asia Tengah, Afrika, dan Timur Tengah.

Di samping itu, lebih dari 40 persen populasi global yang menderita kerawanan pangan signifikan hanya ada di lima negara yakni di Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, dan Yaman.

FAO menuliskan, dari tujuh negara, Somalia menjadi negara yang mencatatkan tingkat kerawanan pangan akut terparah, dengan lebih dari separuh populasi mengalami krisis pangan.

Negara lain yang masuk kategori tersebut adalah Afghanistan, Burkina Faso, Haiti, Nigeria, Sudan Selatan, dan Yaman. Haiti muncul di daftar ini untuk pertama kalinya.

Menurut proyeksi FAO yang tersedia untuk 38 dari 58 negara, sebanyak 153 juta orang akan menderita kerawanan pangan akut di tahun 2023. (ant/ihz/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs