Jumat, 22 November 2024

Gaungkan Aksi Bergizi untuk Menekan Kasus Stunting di Momen Hardiknas

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu ditemui usai peringatan Hardiknas di Grahadi, Selasa (2/5/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Peringatan momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 menjadi kesempatan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengumumkan gerakan Aksi Bergizi di Sekolah guna menekan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim (Jawa Timur) selaku inspektur upacara Hardiknas mengatakan, persoalan kesehatan pada anak wajib menjadi perhatian. Salah satunya adalah menekan kasus stunting.

Prevalensi kasus stunting secara keseluruhan di Jatim saat ini mencapai 19,2 persen. Sedangkan standar WHO pada suatu wilayah kategori maksimal stunting adalah 20 persen. Oleh sebab itu Provinsi Jatim masih punya PR untuk menekan angka stunting.

“Kita semua harus bekerja keras mencapai target 2024 tinggal 14 persen, oleh karena itu untuk menyelesaikan persoalan stunting, Kementerian Kesehatan menginisiasi Aksi Bergizi di Sekolah secara serentak di Indonesia,” ucap Khofifah selaku inspektur upacara di Gedung Negara Grahadi, Selasa (2/5/2023).

Aksi Bergizi di sekolah ini, lanjut Khofifah merupakan suatu rangkaian program kegiatan yang berisi senam bersama, sarapan bersama, minum tablet tambah darah, dan edukasi tambah gizi seimbang.

Gerakan ini akan berlangsung di SMP, SMA, dan Pondok Pesantren di seluruh Indonesia. Khofifah mengklaim, bahwa Jatim menjadi provinsi terbanyak dalam mengikuti gerakan ini berdasarkan jumlah murid dan siswa yang ada di Jatim.

“Pemprov Jatim jadi terbanyak mengikuti gerakan Aksi Bergizi dengan 437 sekolah dan 117.796 murid se Jatim. Peringatan Hardiknas jadi momentum yang tepat untuk menguatkan gerakan aksi bergizi ini,” ungkapnya.

Sementara itu dokter Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan Jatim menjelaskan bahwa persoalan stunting di Jatim dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, pola asuh yang tidak tepat, dan disebabkan oleh suatu penyakit.

“Tiga-tiganya harus dikerjakan bersama. Apalagi soal kemiskinan ini harus dibantu supaya mereka tetap punya daya beli membeli makanan yang sehat,” jelasnya.

Sedangkan untuk kantong-kantong stunting di wilayah Jatim berada di kabupaten Jember dan Sampang. Namun Erwin tak merinci berapa jumlah kasus stunting di wilayah itu.

“Itu relatif stunting nya masih ada. Tapi data ini apabila sesuai asesmen bisa saja beda-beda. Tapi berapapun angkanya harus menjadi perhatian bagi kami,” ujar Erwin.(wld/abd/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs