Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menegaskan pentingnya gotong royong seluruh elemen strategis dalam mewujudkan desa tangguh untuk menekan risiko bencana.
Pernyataan itu disampaikan Khofifah dalam momentum Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang jatuh hari ini, Kamis (27/4/2023), dengan tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana”.
“Ketangguhan itu akan membentuk resiliensi. Namun juga diperlukan sosialisasi, edukasi dan pelatihan secara masif,” ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (27/4/2023).
Khofifah melanjutkan, kegotongroyongan ini bisa diwujudkan apabila masyarakat mendapatkan pelatihan, edukasi dan sosialisasi berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana. Sebab hal itu merupakan pelajaran dasar yang harus dipahami masyarakat.
“Jadi tidak hanya dapat sekali pelajaran lalu selesai. Tapi ini adalah bekal bagi kita semua untuk mengantisipasi jika terjadi bencana,” katanya.
Oleh sebab itu, Khofifah telah menginstruksikan BPBD kabupaten/kota supaya memberi edukasi dan sosialisasi kepada titik-titik yang berpotensi rawan bencana.
Gubernur Jatim itu juga mendorong agar kegiatan sosialisasi, edukasi dan pelatihan harus dilakukan sesering mungkin. Sebab kawasan Jatim merupakan wilayah Ring of Fire yang sewaktu-waktu berpotensi terjadi suatu bencana alam.
“Kalau kegiatan ini rutin, ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak,” tegas Khofifah meyakinkan.
Dengan tema yang diangkat tahun ini, Khofifah berharap bahwa budaya tangguh bencana akan muncul di masyarakat. Dan masyarakat bisa mengenali ancaman bahaya dan memahami risiko bencana.
“Dengan jumlah 7.724 desa, Desanya Tangguh, maka Jatim Tangguh, dan Indonesia juga Tangguh Bencana. Seluruh elemen masyarakat siap untuk mewujudkan bangsa yang tangguh bencana,” tutur Khofifah.(wld/abd/ipg)