Joko Widodo Presiden RI, Minggu (16/4/2023) petang atau Senin (17/4/2023) waktu Indonesia, melakukan pertemuan khusus dengan Olaf Scholz Kanselir Jerman.
Pertemuan tertutup itu berlangsung di Guesthouse Lower Saxony, Hannover, Jerman.
Di situ, Kanselir Jerman selaku tuan rumah mendampingi Jokowi berbuka puasa dengan buah kurma, lalu berlanjut dengan jamuan makan malam.
Dalam keterangan pers usai pertemuan kedua kepala pemerintahan, Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI mengatakan, Jokowi Presiden menekankan pentingnya hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia-Jerman dan Indonesia-Uni Eropa.
“Untuk mewujudkan kesetaraan, Presiden Indonesia mendorong pembenahan berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan,” ujarnya.
Kemudian, Jokowi Presiden, kata Retno, juga meminta dukungan Pemerintah Jerman supaya perundingan perjanjian Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement segera diselesaikan.
Terkait investasi, Menlu RI bilang Jokowi Presiden menyambut baik kolaborasi komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia-Jerman.
“Bapak Presiden menilai investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas seperti industri berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi,” paparnya.
Mengenai kerja sama antarpemerintah (G to G), ada dua penandatanganan kesepakatan dalam kunjungan kerja ke Jerman.
Pertama, Joint Declaration of Intent on Join Economic and Investment Commitee mengenai pembentukan forum gabungan sektor pemerintah dan swasta untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi.
Kedua, Joint Declaration of Intent in The Feed of Digitalization antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Kementerian Digital dan Transformasi Jerman, untuk mendukung pengembangan transformasi digital di Indonesia.
Sedangkan kerja sama business to business (B to B), Retno Marsudi mengungkapkan tercapai 18 kesepakatan senilai kurang lebih Rp27,9 triliun.
Antara lain di sektor sustainibility dan transisi energi, investasi, serta inovasi perusahaan rintisan.(rid/rst)