Sabtu, 23 November 2024

Anggota Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi Mendapat Perhatian Khusus

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Mohammad Imron Kepala PPIH Bidang Kesehatan menyampaikan pemaparan dalam Bimbingan Teknis Terintegrasi PPIH Arab Saudi Tahun 1444 H/2023 M di Jakarta, Jumat (14/4/2023) malam. Foto: Antara

Pemerintah memberikan perhatian khusus kepada anggota jemaah haji dengan risiko tinggi, termasuk mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung dan penyakit paru-paru, dalam penyelenggaraan pelayanan haji.

Dalam Bimbingan Teknis Terintegrasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1444 H/2023 M di Jakarta, Jumat (14/4/2023) malam, Mohammad Imron Kepala PPIH Bidang Kesehatan mengatakan bahwa anggota jemaah dengan risiko tinggi akan mendapat pengawasan khusus dari petugas.

“Kelompok risiko tinggi mendapatkan pengawasan bukan hanya (dalam hal) kesehatan, tetapi juga aktivitas fisik,” katanya.

Dirinya juga menambahkan, salah satu kategori paling kritis yang dialami jemaah ialah riwayat sakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis.

“Musuhnya adalah aktivitas fisik. Jalan kaki, naik tangga, bisa memicu sesak napas,” ia menjelaskan.

Oleh karena itu, dia mengatakan, anggota jemaah dengan risiko tinggi dianjurkan menggunakan kursi roda atau skuter listrik agar tidak terlalu cepat lelah.

Dia menjelaskan pula, bahwa pelayanan kesehatan haji tahun ini meliputi promosi kesehatan, pelayanan medis, sampai pengawasan sanitasi dan makanan.

Ia mengatakan bahwa petugas promosi kesehatan akan melakukan penyuluhan kepada anggota jemaah dengan risiko tinggi serta ketua regu mereka di hotel, masjid, Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

“Kalau di Madinah masing-masing hotel tidak ada musala dan seluruh jemaah salat lima waktu di Masjid Nabawi. Beda dengan di Mekkah, hotelnya ada musala, sehingga penyuluhan lebih mudah, (karena jemaah lebih mudah) untuk dikumpulkan dan diberikan penyuluhan,” ia menjelaskan.

Di Kota Madinah, ia mengatakan, petugas akan mengambil waktu untuk melakukan penyuluhan di lingkungan Masjid Nabawi.

Melansir dari Antara, dalam penyelenggaraan pelayanan medis, Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyediakan pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, layanan dokter spesialis, layanan obat dan perbekalan kesehatan, layanan rujukan, safari wukuf, dan tanazul.

Selain itu, ada Emergency Medical Team (EMT) yang bertugas melayani jemaah haji di klinik kesehatan yang tersedia di sektor dan sektor khusus serta Arafah dan Mina.

Ada pula Tim Obat dan Perbekalan Kesehatan yang bertugas melakukan pengelolaan, pengadaan, dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan untuk keperluan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji.

Pemerintah juga mengerahkan Tim Sanitasi dan Pengawasan Makanan untuk melakukan inspeksi kesehatan lingkungan serta pengawasan penyediaan makanan bagi jemaah haji Indonesia.

​​​​​​​”Saya minta semuanya bisa bekerja sama dan saling mengisi,” kata Imron.(ant/abd/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs