Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengakui capaian temuan kasus TBC sebanyak 10.741 kasus menempati ranking pertama di Jawa Timur.
Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, banyaknya temuan kasus TBC itu demi mencapai target yang ditentukan pemerintah pusat supaya pasien makin banyak yang ditangani.
“Justru target semakin banyak untuk menemukan kasus, kita lebih cepat untuk upaya penanganannya. Sehingga pasien penderita segera bisa terobati dengan tepat. Karena misalkan daerah lain penemuan kasusnya rendah Surabaya tinggi, bukan berarti kasus TBC lebih banyak daripada mereka. Karena memang kita jalan untuk menemukan kasus supaya mempermudah mengobati mereka segera sembuh,” terang Nanik, Rabu (5/4/2023).
Ia menyebut pasien TBC yang berhasil ditemukan langsung ditangani dengan melakukan pengobatan, minimal selama enam bulan berturut-turut tanpa putus.
“Sudah ada prosedurnya bahwa pengobatan TBC ada jangka minimalnya. Jadi tak boleh drop out. Minimal enam bulan pengobatan terus-menerus, tidak boleh berhenti,” tambahnya.
Nanik juga meminta para tenaga kesehatan (nakes) mendampingi pasien selama proses pengobatan supaya tidak ada yang berhenti di tengah jalan.
“Di masing-masing puskesmas kita ada PMO (Pendamping Minum Obat). Itu membuat nyaman pasien yang datang ke puskesmas didampingi bahwa mereka benar-benar minum obat dengan tepat. Jangan sampai drop out. Nanti tidak efektif lagi jadi harus mengulang kembali,” terangnya lagi.
Menurutnya, pengobatan yang putus dapat mengakibatkan proses penyembuhan pasien TBC menjadi lebih lama.
“Ada beberapa (pasien yang putus obat). Tapi kami upayakan teman-teman dikawal jangan sampai mereka putus. Kalau putus ada perhitungannya,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat Kota Surabaya meraih peringkat satu dengan temuan kasus TBC terbanyak se-Jawa Timur 2022 berjumlah 10.741 kasus.
Nanik menyebut, jumlah itu belum memenuhi target yang ditetapkan sebanyak 11.620 kasus. Dari penemuan tersebut yang diobati di Fasyankes Kota Surabaya pun baru 8.218 kasus. Sisanya, 2.523 kasus dikoordinasikan ke kabupaten/kota asal tempat tinggal pasien untuk segera ditatalaksana pengobatan berdasarkan riwayatnya. (lta/dfn/rst)