Sabtu, 23 November 2024

Bayucaraka ITS Boyong Tiga Juara di Kompetisi Mesin Terbang Terbesar Singapura

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Para mahasiswa yang tergabung dalam tim Soeromiber dari Bayucaraka ITS sukses mendulang berbagai juara dalam ajang SAFMC 2023 di Singapura. Foto: ITS

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional setelah tim robotik terbang Bayucaraka ITS berhasil menyabet tiga gelar juara di Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2023.

Tiga gelar tersebut yakni, juara 1 kompetisi robotika terbang kategori Autonomous (D2), dan juara 2 serta juara 5 kategori Semi-Autonomous (D1).

Martin Adytia Pilot utama Bayucaraka ITS menyatakan, kompetisi yang diselenggarakan oleh Defence Science Organization (DSO) National Laboratories and Science Centre yang bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Singapura itu merupakan kompetisi mesin terbang terbesar di Singapura.

“Kompetisi ini juga terbagi menjadi delapan kategori, tim Bayucaraka ITS sendiri mengikuti kategori Semi-Autonomous dan Autonomous,” jelasnya dalam keterangan yang diterima Senin (3/4/2023).

Di kompetisi yang diikuti kali kedua ini, Bayucaraka ITS mengirimkan tiga tim divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) bernama Soeromiber Team A, Soeromiber Team B, dan Soeromiber.

Ia mengatakan, kunci kemenangan dalam kompetisi yang hasilnya diumumkan Sabtu (1/4/2023) itu, yakni adanya inovasi pada robot yang dilombakan.

“Untuk kategori Semi-Autonomous (D1), tim Bayucaraka ITS menciptakan alat kontrol berupa wearable device bernama Exokinesis. Alat itu didesain menggunakan sensor sudut dan tombol-tombol untuk menggerakkan dua drone sekaligus,” ucapnya.

Lebih lanjut, pada kategori Autonomous (D2) juga terdapat inovasi baru, yakni pada algoritma misi yang menyuguhkan baterai hotswap, sehingga sistem drone tidak perlu dimatikan jika bertukar ke baterai baru, dan drone dapat menyelesaikan misi dengan cepat dan presisi.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa misi yang harus diselesaikan dalam kompetisi tersebut, setiap kategori berbeda.

“Untuk kategori Semi-Autonomous, Soeromiber Team A dan Soeromiber Team B harus berhadapan dengan tim lawan untuk menyelesaikan misi tic-tac-toe. Misi itu mengharuskan drone terbang melewati lintasan yang telah ditentukan sembari membawa bean bag. Objek yang dibawa itu selanjutnya harus dijatuhkan pada kotak berukuran 3×3 meter di ujung lintasan,” jelasnya.

Kemudian untuk kategori Autonomous, kata dia, setiap tim diberi waktu 45 menit untuk melakukan persiapan dan uji coba misi. Dalam rentang waktu tersebut, tim diberi kebebasan melakukan misi apa saja untuk memperoleh poin. “Tim Soeromiber sendiri melakukan misi dengan menerbangkan dua drone bersamaan sembari membawa nampan berisi bola,” ujarnya.

Sedangkan untuk penilaian, setiap kategori dipilih berdasarkan akumulasi poin tertinggi. Poin video, presentasi, dan misi diakumulasi sebagai nilai akhir.

Dengan menyelesaikan misi dan berhasil mengharumkan Indonesia, tim Bayucaraka ITS berharap ke depan dapat terus mempertahankan gelar tersebut.

“Diharapkan ke depannya juga bisa menerapkan inovasi teknologinya di luar kompetisi,” pungkasnya.(ris/abd/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs