Upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa di reruntuhan Hotel Roa-Roa hingga Kamis (4/10/2018) sore, menghasilkan delapan korban meninggal. Dari kedelapan korban tersebut empat empat diantaranya laki-laki, dan empat sisanya perempuan.
“Hari ini kami menemukan delapan jenazah tamu kamar Hotel Roa-Roa, empat laki-laki dan empat perempuan,” Agus Haryono Koordinator Tim Gabungan Pencarian dan Penyelamatan Korban, dari Badan SAR Nasional kepada suarasurabaya.net, Kamis (4/10/2018).
Agus menyampaikan, dari kedelapan korban, dua diantaranya adalah atlet paralayang yaitu Lee Dong-jin dari Korea Selatan dan Fahmi dari Malang. Mereka sebelumnya mengikuti kompetisi Indonesia Open Paragliding Palu Nomoni, Palu.
Jenazah kedua atlet tersebut, saat ini telah diurus oleh keluarga masing-masing. Sedangkan keenam jenazah yang lain masih dibawa ke Rumah Sakit Undata, Palu, untuk proses evakuasi dan identifikasi.
Agus menambahkan bahwa tim Basarnas mendapat tantangan sendiri dalam usaha mengevakuasi para korban. Hal ini dikarenakan struktur bangunan yang terbilang runtuh total.
“Bangunan ini kan tidak stabil karena runtuhnya hampir ambruk total, jadi kami harus kerja hati-hati untuk tim kami dan korban jika masih hidup. Rencana (evakuasi, red) hari ini sampai jam sembilan malam,” imbuhnya.
Gendon Subandono Kepala Pelatih Timnas Paralayang juga membenarkan hal itu. Ia mengungkapkan bahwa jenazah Fahmi dikenali dari baju terakhir yang dia pakai, yakni baju paragliding Indonesia.
Sementara itu, di tengah-tengah evakuasi, tim gabungan menemukan tanda pengenal Reza Kambey. Ia adalah atlet paralayang asal Jawa Timur yang sempat mengikuti Asian Games. Namun keberadaannya masih belum ditemukan hingga saat ini.(den/tin/rst)