Jumat, 22 November 2024

Dinkes Jatim Minta Semua Daerah Punya Strategi Bagus Temukan TBC

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi - Dokter memeriksa penderita penyakit tuberkulosis (TBC) di Rumah Sakit Paru-paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: Antara

Dinas Kesehatan Jawa Timur meminta semua daerah mempunyai strategi bagus untuk menemukan kasus TBC (Tuberkulosis)  di wilayah masing-masing.

Erwin Ashta Triyono Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur mengapresiasi Kota Surabaya yang meraih peringkat satu dengan temuan kasus TBC terbanyak se-Jawa Timur 2022 dengan 10.741 kasus.

“Lima besar terbanyak yaitu Kota Surabaya 10.741, Jember 5.481, Sidoarjo 5.229, Pasuruan 3486, dan Gresik 3.215,” kata Erwin, Sabtu (1/4/2023).

Menurut Erwin, banyaknya penemuan kasus menandakan dinkes berhasil mengungkap dan mengobati. Pasalnya pemerintah pusat menargetkan Jawa Timur menemukan seluruh kasus TBC yang estimasinya berjumlah 107.547.

“Beban dari pusat ke Jatim, harus menemukan ini. Yang ketemu 81.753 atau 74 persen. PR-nya, sisanya,” tambahnya.

Dari seluruh kasus yang ada di Indonesia, lanjut Erwin, Jawa Timur menjadi penyumbang kedua terbesar setelah Jawa Barat.

“Estimasinya 969 ribu se-Indonesia. Kemudian 75 persen pasien TBC adalah usia produktif 15-54 tahun,” imbuhnya.

Ia minta semua daerah mempunyai strategi bagus untuk menemukan kasus demi mendorong upaya Kementerian Kesehatan yang menarget eliminasi TBC 2030.

Caranya, usai menemukan kasus, harus diintervensi dengan pengobatan dini hingga sembuh terutama jika bertemu dengan pasien stadium awal. Kemudian memutus risiko penularan.

“Jadi belum sampai berat, ada faktor risiko tertular, segera cek. Ternyata positif, diobati cepat. (Lalu) hindari stigma diskriminasi. Artinya apa, kita harus pastikan pasien yang ketemu tidak dikucilkan. Tapi digandeng untuk akses pengobatan,” terangnya.

Erwin minta tidak boleh ada pasien yang putus pengobatan selama menjalani proses penyembuhan.

“Putus obat malah bahaya, risiko resisten obat, jumlah pil lebih banyak, lama pengobatan lebih panjang,” tandasnya.(lta/abd/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs