Puluhan remaja Surabaya yang terjaring patroli karena terlibat perang sarung, rencananya akan diberi sanksi sosial dengan mengikuti kegiatan pondok pesantren dan merawat penghuni Liponsos.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, kegiatan pondok pesantren itu nantinya akan diadakan Polrestabes Surabaya. Setelah selesai, para remaja baru akan dibawa ke Liponsos Keputih untuk diedukasi merawat penghuni di sana.
“Jadi sebenarnya, kalau terjaring perang sarung ini langsung dilakukan kapolres ada kegiatan pondok pesantren setelah itu tour of duty ke Liponsos. Baru kebangsaan-kebangsaan lainnya,” kata Eri, Jumat (31/3/2023).
Mereka juga nantinya akan diwajibkan ikut Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda.
“Setelah pondok pesantren, jadi nanti kita koordinasikan setelah itu baru ada program itu. Sekolah Kebangsaan ini untuk semuanya. Untuk anak-anak yang ada di Surabaya tidak hanya yang perang sarung atau tidak,” tambahnya.
Diketahui, hampir setiap malam Ramadan sejak hari pertama terjadi perang sarung yang dilakukan anak-anak remaja usia 15-18 tahun. Bahkan aksi itu juga berimbas menimbulkan korban luka. (lta/iss/faz)