Muhammad Iswar Maming B, satu dari korban meninggal di Hotel Roa-Roa ternyata pegawai Bappeda Sulawesi Tenggara. Dia tiba di Kota Palu Jumat (28/10/2018) untuk mengikuti Half Marathon Palu Nomoni 2018.
Half Marathon Palu Nomoni 2018 adalah perhelatan rutinan yang digelar oleh Pemerintah Kota Palu setiap tahunnya untuk memperingati Hari Jadi Kota Palu.
Kegiatan lari marathon itu sedianya akan digelar pada Minggu (30/10/2018), tapi Iswar datang lebih dulu. Dia ditemani Maria Fransisca, calon istrinya yang bekerja di sebuah bank di Toli-Toli, Sulawesi Tengah.
Jenazah pasangan ini ditemukan Kamis pagi secara bersamaan. Karena tidak ada keluarga yang datang mengambil jenazah, maka kedua jenazah dibawa ke RS Undata.
Nirwan Maming B, kakak kandung Muhammad Iswar, baru bisa tiba ke lokasi pencarian di Hotel Roa-Roa, hari ini, Jumat (5/10/2018). Dia mengaku tertahan dua malam di Bandara.
“Ada kegiatan presiden, kan, waktu itu. Kami jadinya tertahan di Bandara selama dua malam,” katanya.
Nirwan mengatakan, dia sebenarnya hendak membawa jenazah Iswar ke Makassar. Tapi sayangnya, jenazah sudah dimakamkan di pekuburan massal Poboya.
“Saya sudah ke sana. Saya diminta sama ibu untuk mengambil saja tanahnya,” katanya kepada Haryo Manajer Hotel Roa-Roa di lokasi pencarian korban.
Dia menemui pihak hotel untuk menanyakan barang-barang korban. Sebuah tas berisi laptop dan peralatan lain milik Iswar dia bawa pulang bersama tanah pekuburan massal Poboya.
Nirwan menceritakan, pada saat kejadian runtuhnya Hotel Roa-Roa, Iswar baru saja tiba dari Makassar pada Jumat sekitar pukul 16.00 WIB. “Jadi dia itu baru datang,” katanya.
Haryo Manajer Hotel Roa-Roa mengatakan, jenazah Iswar dan Maria yang ditemukan bersamaan Kamis sore memang seperti dalam posisi tidur. “Seperti memeluk guling,” katanya.(den/iss/ipg)