Jumat, 22 November 2024

Peneliti Unair Temukan Senyawa Serai untuk Obat Anti Rhinitis Alergi

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Junaidi Ketua Tim peneliti Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (Unair) yang menemukan senyawa serai untuk obat anti rhinitis alergi. Foto: Humas Unair

Tim peneliti Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (Unair) berhasil menemukan senyawa tanaman serai untuk obat anti rhinitis alergi atau reaksi alergi yang ditandai dengan gejala bersin, hidung tersumbat, dan mata gatal.

Junaidi ketua inventor menyatakan, penelitian yang dilakukan itu, dimulai dengan memilih dan preparasi ligan yang berasal dari metabolit tanaman serai menggunakan database Knapsack Family.

“Dari proses itu, diperoleh sebanyak tujuh metabolit sekunder serai yaitu citronellal, citral, lonicerin, (Z)-citral, (E)-citral, swertiajaponin, dan orientin,” ungkapnya pada Selasa (21/3/2023).

Ketujuh metabolit sekunder serai itu, kata Junaedi, menunjukkan profil toksisitas yang baik setelah diuji menggunakan pkCSM online tool. Yang kemudian, seluruh proses dilakukan dengan metode in silico seperti penentuan protein target hingga penambatan molekul.

“Metode in silico adalah simulasi pada komputer jadi ada struktur reseptor dan struktur antigen, dia berikatan menimbulkan alergi. Kalau berbagai senyawa yang kita eksplorasi kita gunakan untuk ngeblok bisa, maka tidak alergi dan sebaliknya,” ucapnya.

Ia mengatakan, hasil riset itu menemukan dua dari tujuh metabolit sekunder serai yakni swertiajaponin dan orientin yang berpotensi untuk obat anti rhinitis alergi. Yang mana, kedua metabolit sekunder itu menghasilkan interaksi yang baik dengan protein JAK1, tetapi tidak pada protein JAK2, JAK3, dan TYK2.

“Kita ingin mengembangkan apakah dari tanaman itu bisa kita kembangkan untuk alergi. Kita lakukan identifikasi pada senyawa serai, kemudian kita lakukan elusidasi struktur yaitu bagaimana titik tangkap reseptor untuk alergi dalam tubuh kita,” kata pakar bidang farmakologi molekuler tersebut.

Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan bahwa keberhasilan riset tersebut didukung oleh kelengkapan fasilitas milik fakultas dengan adanya teaching industry yang terintegrasi di bawah koordinasi Lembaga Pengembangan Bisnis dan Inkubasi (LPBI) Unair.

Ia berharap, inovasi tersebut dapat menjadi rujukan jika tanaman serai tidak hanya bermanfaat sebagai aromatik, namun juga bisa mengatasi penyakit rhinitis alergi.

“Tentu kita harapkan ini bisa sebagai upaya untuk melindungi keilmuan terkait dengan penggunaan serai untuk anti alergi. Selain serai sudah memberikan manfaat yang banyak untuk aromatik dan anti nyamuk, tentu ini akan memberikan kebaikan kepada masyarakat,” ucapnya.

Sebagai diketahui, temuan tim peneliti Fakultas Farmasi Unair itu juga terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa hak paten pada Agustus 2022.(ris/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs