Sebanyak 90 peserta terdiri dari guru dan da’i muda mengikuti pelatihan public speaking Lembaga Manajemen Infaq (LMI), Minggu (19/3/2023).
Adapun latar belakang kegiatan tersebut, yakni banyak guru dan da’i muda yang dinilai butuh teknik berbicara secara baik dan benar, khususnya dalam penyampaian materi. Sehingga, bisa menarik para audiens dalam sebuah ruang acara.
“Karena public speaking di Indonesia termasuk masih rendah. Setiap gagasan dari masyarakat belum bisa disampaikan dengan baik padahal negara yang besar adalah negara yang punya gagasan dan ide bisa disampaikan dengan baik,” ujar Ozi Riyanto selaku Direktur Pemasaran dan Kemitraan LMI, dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Senin (20/3/2023).
Euis Kurniawati selaku pemateri dalam pelatihan itu mengungkapkan pentingnya public speaking, bagi semua jenis pekerjaan. Apalagi, dalam penyampaian setiap ide dan pendapat.
“Kalau kita mengembangkan public speaking tentu bisa menambah pekerjaan sehingga mendapat penghasilan tambahan yang lebih banyak. Apapun latar belakang pendidikan seseorang, public speaking tetap diperlukan untuk bisa menyampaikan materi yang dikuasai kepada banyak orang yang memerlukan materi,” ujar Euis Kurniawati.
Lebih lanjut, Bunda Euis, sapaan akrabnya menambahkan dalam penyampaian materi harus dengan semangat dan antusias, supaya peserta yang mengikuti kegiatan bisa memerhatikan pembahasan materi dari awal hingga akhir.
“Selama menyampaikan materi, pemateri harus memiliki semangat dan antusias dalam pembawaannya. Dengan begitu, peserta yang hadir tidak akan bosan bahkan mengantuk selama acara berlangsung,” tambahnya.
Sementara itu, Adri Suyanto pemateri lainnya menyampaikan soal tiga komponen yang harus diikuti oleh seorang pembicara atau public speaker, yakni enjoy, sistematis, dan menarik. Selain itu, perlu dibuat sistematika materi yang disampaikan, untuk menghindari pembahasan berbelit-belit.
“Dengan begitu audiens akan tertarik pada pembahasan materi tanpa ada peserta yang mengantuk bahkan berbicara sendiri,” ungkapnya.
Hal yang tidak kalah penting ketika mengisi acara-acara seminar maupun yang berhubungan banyak audiens, yakni pemahaman materi terlebih dahulu. Serta, harus fokus terhadap materi untuk menghindari kegugupan.
“Kalau ada audiens yang punya tingkatan lebih tinggi dari pembicara maka tetap fokus saja pada materi. Hal ini dilakukan karena materi ini belum tentu dipahami oleh orang atau audiens, yang tingkatnysa lebih tinggi dari kita sebagai pembicara acara. Selain itu, sebelum acara berlangsung harus benar-benar perlu siapkan semua materi dan saat acara berlangsung, bicara saja berdasarkan ilmu yang sudah dimiliki,” pungkasnya. (bil/ipg)