Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya, terus berusaha menyiapkan tenaga medis yang profesional di bidangnya.
Upaya ini untuk menjawab tantangan yang dihadapi Pemerintah Indonesia, sehubungan dengan kurangnya SDM di bidang medis. Utamanya di daerah terpencil dan terluar.
Pernyataan itu disampaikan Bambang Hadi Sugito, Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya dalam acara wisuda dan angkat sumpah ahli madya dan sarjana terapan kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, di aula Poltek Kesehatan, Jalan Menur, Surabaya, Minggu (7/10/2018).
Kali ini Politeknik Kesehatan Surabaya mrwiduda 548 tenaga medis dari berbagai program studi. Termasuk pendidikan D3 Kesehatan Program RPL (Rekognisi Pembelajarab Lampau).
Menurut Bambang, wisudawan politeknik kesehatan ini mempunyai keistimewaan. Tidak ada yang kesulitan mencari pekerjaan. “Selesai wisuda, toga dilepas, langsung kembali ke habitatnya masing-masing untuk melayani masyarakat,” kata Bambang.
Politeknik ini memiliki program studi keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan, teknik elektromedik, keperawatan gigi, analis kesehatan dan gizi.
Lulusan Politeknik Kesehatan dikatakan mempunyai peluang besar ikut ambil bagian dalam program kesehatan nusantara yang dititikberatkan pada tiga paradikma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional.
Mariska Safitri, seorang wisudawan program RPL mengatakan demi peningkatan karier, dia harus membagi waktu untuk kuliah, bekerja dan mengurus keluarga.
Karena berstatus sebagai karyawan Instalasi Gizi RS Haji Surabaya, selesai Wisuda Mariska langsung bekerja. “Tugas sudah menanti,” katanya.
Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan sebelumnya menjanjikan akan memperbanyak politeknik kesehatan di Indonesia. Untuk mempercepat pemerataan kesehatan masyarakat sampai di pelosok terpencil.(jos/iss)