Pemerintah Kota Surabaya menargetkan relokasi total Kampung 1001 Malam tuntas sebelum Ramadan 2023. Lahan itu akan dibiarkan kosong dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya, yakni normalisasi sungai demi mengurangi banjir.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, total sudah 113 KK yang berhasil direlokasi tinggal ke rusunawa. Sisanya, masih ada 20 KK yang harus tuntas sebelum Ramadan.
“Gelombang pertama memboyong sebanyak 16 KK, gelombang kedua sebanyak 44 KK, dan gelombang ketiga pada Kamis (9/3/2023) sebanyak 36 KK, serta Jumat (10/3/2023) sebanyak 17 KK. Untuk 17 KK itu, mereka terbagi di tiga lokasi rusunawa. Diantaranya, sebanyak 15 KK ditempatkan di Rusunawa Benowo Pakal, 1 KK di Rusunawa Romokalisari, dan 1 KK lainnya di Rusunawa Indrapura,” kata Eri, Jumat (10/3/2023).
Pemindahan yang dilakukan bertahap itu ditargetkan tuntas tiga hari lagi, sebelum 14 Maret 2023.
“Jadi sekarang bertahap, kita lakukan dengan menyesuaikan kebutuhan atau kebutuhan rusunawa yang ada dan siap. Mereka tidak bisa langsung karena masih ada (anaknya) yang sekolah. Lalu yang mereka mau adalah bangunan ingin dibongkar sendiri, karena jika ada yang masih bisa dimanfaatkan maka bisa dibawa,” ujarnya.
Usai kosong, lahan yang dipinjampakaikan ke Pemkot Surabaya akan digunakan lagi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas pemiliknya, untuk perluasan bozem dan revitalisasi.
“Itu tempat sungai, mangkanya di daerah sana atau Asemrowo ada banjir, jadi kita lakukan normalisasi sungainya yang selama ini belum efektif. Sehingga kita sampaikan ke BBWS, mereka mendukung itu dan sejak beberapa tahun yang lalu menjadi pinjam pakai dengan BBWS diserahkan ke pemkot. Nanti (lahan) itu kosong, kita jaga dan yang paling penting adalah disitu menjadi tempat sempadan sungai dan jalan inspeksi untuk mengembalikan fungsi sungai,” jelasnya.
Terpisah, Anna Fajriatin Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya menyampaikan akan menjamin pendataan proses pengurusan administrasi kependudukan, kebutuhan pekerjaan, juga pendidikan warga penghuni.
“Jadi saat ini tidak hanya proses pendataan untuk pemberangkatan yang kami lakukan, tetapi juga untuk pendataan pekerjaan, sekolah anak-anak, jenis pelatihan, dan proses adminduk (administrasi kependudukan),” kata Anna.
Dia menjelaskan kalau anak-anak yang masih bersekolah akan melanjutkan pendidikan di sekolah terdekat dengan lingkungan rusunawa.
“Otomatis anak-anak akan pindah ke sekolah yang terdekat yang ada disana. Sedangkan untuk jenis pelatihan, ada permintaan warga untuk meningkatkan keterampilan bagi ibu-ibunya dan sedang kita data. Kemudian ada proses untuk adminduknya, itu juga kita data,” ungkapnya. (lta/bil/faz)