Jumat, 22 November 2024

PLN NP Manfaatkan Hidrogen Sektor Industri Ketenagalistrikan untuk Bantu Tekan Emisi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Foto bersama peserta Hydrogen Roundtable Talk yang diselenggarakan PLN Nusantara Power (PLN NP), Jumat (10/3/2023). Foto: Humas PLN

PLN Nusantara Power (PLN NP) kembali mendukung upaya pemerintah mewujudkan bauran energi nasional dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Melalui pemanfaatan hidrogen dalam unit pembangkit, PLN NP diharapkan dapat dapat berkontribusi dalam mewujudkan net zero emission. Hal tersebut diungkapkan Dadan Kusdiana, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM dalam Hydrogen Roundtable Talk, Jumat (10/3/2023).

Terbentuknya sektor industri produsen Green Hydrogen, dapat memperluas konversi pemanfaatan Green Hydrogen sebagai alternatif dari Hydrogen konvensional.

“Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global. Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global,” ungkap Dadan dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net.

Dalam kesempatan itu, Yossy Noval selaku Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN Nusantara Power mengungkapkan, peran PLN NP sebagai perusahaan pembangkit dalam memanfaatkan hidrogen dan menciptakan net zero emission serta mewujudkan bauran energi nasional.

“Keunggulan pemanfaatan Hidrogen di sektor ketenagalistrikan antara lain, Hidrogen adalah opsi untuk ESS (Energy Storage System) selain Baterai yang memiliki cycle operasional lebih baik”, terang Yossy.

Hadirnya PLN NP sebagai pembicara ini juga turut menebalkan komitmen PLN NP dalam mendukung kebijakan dan regulasi pemerintah dalam menurunkan emisi CO2 dari sektor industri ketenagalistrikan.

“Green Hydrogen yg berasal dari Energi Surya maupun Angin dapat dikombinasikan dengan teknologi Fuel Cell untuk menjadikannya Green Electricity yang cocok untuk model EBT kepulauan, sehingga listrik yg dihasilkan menjadi hijau dan stabil (renewable),” tambahnya.

Untuk diketahui, di sektor industri proses kimia, hidrogen juga berfungsi sebagai bahan baku. Industri pupuk, industri petrokimia, dan industri baja merupakan pengguna hidrogen sebagai bahan bakunya.

Kebutuhan akan hidrogen terus bertambah dalam sektor industri, dan hidrogen telah menjadi bagian integral dari industri energi sejak pertengahan abad ke-20, saat penggunaannya menjadi hal yang biasa dalam penyulingan minyak.

Sedangkan bagi Indonesia, hidrogen dapat jadi instrumen energi untuk memenuhi ambisi Indonesia mencapai tujuan iklim. Oleh karenanya sangat penting artinya untuk mengenal proses produksi hidrogen hijau yaitu produksi hidrogen yang tidak menghasilkan emisi

Hidrogen hijau sangat berperan dalam turut menurunkan emisi CO2 di sektor industri Indonesia, seperti dalam pembuatan besi dan baja, aluminium dan bahan kimia, serta transportasi internasional.

Sebagai informasi, Indonesia sedang mengembangkan simulasi strategi jangka panjang menuju Net Zero Emission pada tahun 2060. Hal ini mendukung komitmen Indonesia pada Paris Agreement untuk mencapai penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030, dan kontribusi sektor energi pada Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 314 juta ton CO2. (bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs