Genap sepekan beroperasi terhitung mulai Jumat (3/3/2023) lalu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya mencatat angkutan pengumpan Feeder Wirawiri Suroboyo, sudah mengangkut hingga 2.500 penumpang setiap hari.
Tundjung Iswandaru Kepala Dishub Kota Surabaya menyebut, dari jumlah tersebut masih belum bisa dipastikan penumpang tetap dan berkelanjutan atau bukan, mengingat masih masa uji coba angkutan gratis selama sepekan.
“Alhamdulillah cukup bagus, tapi saya belum tahu apakah itu penumpang asli atau penumpang yang mau mencoba dulu. Kalau penumpang, sekitar 2.500 selama satu hari,” kata Tundjung, Jumat (10/3/2023).
Feeder itu juga belum bisa dikatakan mengurangi kemacetan karena jumlahnya yang masih 52 unit, sehingga baru melintas di lima rute dan belum menjangkau keseluruhan.
“Belum terlihat (kemacetan berkurang), karena feeder masih sedikit. Jadi pengaruhnya sangat sedikit sekali. Terpenting kita memperkenalkan ke masyarakat agar mau beralih dulu. Beralihnya berapa, itu harus kita survei dulu, apakah penumpang asli pengguna angkutan umum atau beralih dari sepeda motor. Itu harus kita survei dulu agar data valid,” paparnya.
Meski belum mampu mengurangi angka kemacetan secara signifikan, lanjut Tundjung, minimal bisa memberi pelayanan memadai bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada transportasi umum.
“Minimal memindahkan orang yang menggunakan pengguna motor. Kalau tidak bisa pun orang yang hanya bergantung pada angkutan umum, sudah terlayani dengan baik. Tadi ya bergantung pada angkutan umum, tapi masih sering ngetem, kurang nyaman, ini kita gantikan dulu. Minimal merasa nyaman, enak,” tandasnya.
Sementara Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya sebelumnya komitmen menyediakan transportasi umum dengan harga terjangkau, agar perlahan-lahan masyarakat mau beralih dari transportasi pribadi ke massal.
“Karena ini harganya Rp5 ribu kalau dia berpindah ke Bus Suroboyo gratis. Saya berharap, dengan modal cukup lima ribu sudah sampai ke tujuan. Kalau terlalu mahal, orang tidak mau naik transportasi umum. Terpenting murah, terjangkau, bersih dan nyaman. Insya Allah lambat laun akan berpindah,” katanya.
Dengan peralihan kebiasaan dengan menggunakan transportasi umum, lanjutnya, akan mampu mengurangi kemacetan Kota Surabaya.
“Saya berharap warga Surabaya, ayok menjaga lingkungan kita, kita gunakan transportasi umum untuk mengurangi kemacetan,” tandasnya. (lta/bil/faz)