Sabtu, 23 November 2024

Tujuh Desa di Trenggalek Dilanda Bencana Tanah Gerak Selama Januari-Maret

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Kondisi rumah warga terdampak tanah gerak di Trenggalek Foto: Antara/ BPBD Trenggalek

Bencana tanah gerak melanda sedikitnya tujuh desa di lima kecamatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), selama kurun Januari hingga Maret 2023, sehingga menimbulkan kerugian material cukup besar.

Tri Puspita Sari Sekretaris BPBD Trenggalek, mengungkapkan tujuh desa yang dilanda bencana tanah gerak baru itu meliputi Desa Gading dan Desa Nglinggis Kecamatan Tugu, Desa Joho Kecamatan Pule, Desa Terbis dan Manggis Kecamatan Panggul, Desa Nglebo Kecamatan Suruh dan Desa Ngerdani Kecamatan Dongko.

“Tidak ada korban jiwa dalam serangkaian kejadian (bencana tanah gerak) ini, namun dampak kerugian materiil cukup besar. Selain bangunan rusak dan tidak dapat dihuni, warga saat ini harus mengungsi ke tempat aman,” katanya, Rabu (8/3/2023) dikutip Antara.

Sebagian warga terdampak, seperti di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan sudah direlokasi. Namun, sebagian lagi masih dalam proses penanganan.

Di sisi lain, Nur Arifin Bupati Trenggalek Mochamad mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti sejumlah laporan musibah tanah gerak tersebut.

Tak hanya memfasilitasi penyediaan tenda, dapur umum dan kebutuhan logistik warga korban tanah gerak, namun juga melakukan serangkaian evaluasi dengan sejumlah pihak untuk mencari tempat relokasi yang aman bagi warga terdampak.

“Beberapa tempat sudah kita evaluasi untuk relokasi dan proses pembangunannya bertahap, tidak bisa secara bersamaan,” kata Bupati.

Proses yang cukup panjang membuat relokasi tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Misalnya dengan merelokasi 29 hunian tetap yang berdiri di lahan hibah Pemerintah Provinsi Jatim.

Sebanyak 29 warga Desa Sumurup Kecamatan Bendungan terpaksa direlokasi karena rumahnya tidak layak huni dan rentan kembali terjadi bencana serupa.

“Kemudian masih ada Pandean, lalu yang terbaru Desa Ngerdani Kecamatan Dongko, ada lagi di Desa Timahan Kecamatan Kampak dan di Desa Watulimo,” ucapnya.

Seluruh titik tanah gerak itu telah dilakukan pendataan untuk selanjutnya dilakukan pengklasifikasian sesuai dengan tingkat kerusakan dan kelaikan untuk dijadikan tempat tinggi.

Sembari menunggu proses itu, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya di antaranya memasang sabuk air sehingga dampak kerusakan saat hujan tidak semakin parah.

“Kita pilih mana yang mengalami kerusakan ringan, sedang, berat, lalu mana yang butuh relokasi. Diusahakan tahun ini,” pungkasnya. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs