Jumat, 22 November 2024

Pemain Naturalisasi Akan Dibatasi di Liga, APPI: Pelanggaran HAM

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Marc Klok pemain Timnas Indonesia dalam laga melawan Thailand di GBK, Kamis (29/12/2022). Foto: PSSI

Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) angkat bicara soal rencana akan diterapkannya pembatasan pemain naturalisasi dalam bergulirnya kompetisi musim depan.

Hardika Aji CEO APPI menyatakan, adanya pembatasan pemain naturalisasi merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

“Setelah seseorang dinyatakan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), seyogyanya ia mendapatkan hak yang sama dengan WNI lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,” ucapnya saat dihubungi suarasurabaya.net pada Selasa (7/3/2023).

Aji menegaskan, keputusan tersebut tidak sejalan dengan Universal Declaration of Player Rights dan FIFA’s Human Rights Policy. Karena menurutnya, jika naturalisasi dianggap suatu polemik di sepakbola nasional, maka perlu dicari solusi terbaik dan bukan membatasi jumlahnya dalam setiap tim.

“Terlebih sebagian dari pemain-pemain tersebut pernah dan bahkan masih menjadi pemain aktif dari Timnas Indonesia. Sebagian dari mereka memilih menjadi WNI karena kebutuhan dan permintaan untuk Timnas,” ungkapnya.

Ia menegaskan, saat ini PSSI perlu menjelaskan tujuan adanya pembatasan bagi pemain naturalisasi. Karena kata Aji, jika tujuannya untuk mengembangkan pemain lokal, hal itu tidak sejalan dengan rencana penambahan kuota pemain asing.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa adanya usulan Salary Cap perlu dikaji lebih mendalam, karena menurutnya FIFA juga mengarahkan untuk setiap federasi memberikan batasan minimum salary minimum.

“Jika Salary Cap diterapkan menjadi suatu aturan, perlu ditambahkan regulasi menggunakan minimum salary agar tidak terjadi disparitas antar pemain di Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa jadwal kompetisi yang dibuat untuk memberikan waktu lebih luas bagi kompetisi Liga 2 merupakan suatu program yang baik. Namun, kata Aji, jika dilihat dari segi Timeline, akan sangat berbenturan satu dengan yang lain.

“Seperti Liga 2 tahun 2023/2024 yang direncanakan akan berakhir di bulan Juni 2024, namun kompetisi Liga 1 tahun 2024 akan terselenggara bulan Juli 2024 sebagaimana akan terselenggara pada musim sebelumnya (Juli 2023), ini menandakan pemain yang promosi dari Liga 2 tahun 2023/2024 yang akan bermain di Liga 1 musim 2024/2025 hanya memiliki waktu istirahat 1 (satu) bulan saja,” jelasnya.

Dengan adanya keputusan itu, ia menyatakan bahwa APPI telah mengirimkan surat kepada PSSI untuk dapat dibuatkan suatu audiensi guna membahas hal-hal tersebut.

“Harapannya agar pemain dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan menjadi suatu transformasi bagi sepakbola Indonesia jika ingin meningkatkan kualitas dan standar sepakbola itu sendiri jika berkaca dari sepakbola di negara-negara yang maju,” pungkasnya.(ris/abd/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs