Jumat, 22 November 2024

KRI Malahayati Kirim 15 Ton Beras ke Masalembu yang Alami Kelangkaan Bahan Pokok

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Kru KRI Malahayati waktu menata bantuan bahan pokok untuk dikirim ke Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sampang, Madura, Rabu (1/3/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Dalam dua pekan terakhir, cuaca buruk melanda Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep Pulau Madura. Kapal penumpang maupun logistik tak mampu menepi di kepualuan tersebut karena ombaknya mencapai satu hingga 1,5 meter.

Dampak cuaca buruk itu berimbas terhadap kelangkaan stok bahan pokok yang ada di sana, seperti beras, minyak goreng, gula, hingga bahan bakar (liquefied petroleum gas) lpg.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) pun akhirnya mengirimkan bantuan sejumlah bahan pokok hari ini, antara lain beras 15 ton, gula lima ton, mie instan 10.000 bungkus, minyak goreng 2.000 liter, dan ikan sarden 700 kaleng.

Karena cuaca buruk masih melanda kawasan Masalembu, bantuan logistik itu harus diangkut menggunakan kapal khusus. Yakni, kapal perang bernama KRI Malahayati yang diakomodasi oleh Koarmada II.

“Hasil assesment harus menggunakan kapal perang, dan akhirnya kami berterima kasih kepada Koarmada II bahwa ada KRI Malahayati,” ucap Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim di dermaga Koarmada II, Rabu (1/3/2023).

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim bersama para Forkopimda Jatim meninjau keberangkatan KRI Malahayati ke Kepulauan Masalembu, Rabu (1/3/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Sekitar pukul 17.00 sore WIB, KRI Malahayati bertolak dari dermaga Koarmada II menuju ke Pulau Masalembu. Perjalanan yang ditempuh pun memakan waktu sekitar 14 jam.

“Mohon doanya mudah-mudahan semua lancar, aman, selamat, semoga terdistribusi kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan penyegeraan bantuan logistik di masing-masing rumah tangga,” imbuh Khofifah.

Sementara itu, Tallib (53), warga Dusun Baru, Desa Masalima, Kepulauan Masalembu menyebut kelangkaan beras di sana sudah terjadi sejak satu pekan terakhir.

Kata Tallib, sejumlah toko kelontong yang biasanya menjual beras untuk kebutuhan warga kini terpantau kosong. Kalau pun ada, harga yang diberikan sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga normal.

Harga itu, lanjut Tallib, menjadi Rp16 ribu dari yang sebelumnya di angka Rp11 ribu per kilogram. “Kami berharap cuaca membaik, kalau pun tidak, semoga pemerintah daerah memberikan perhatian,” ucapnya. (wld/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs