Sabtu, 23 November 2024

Mahasiswa ITS Inovasikan Alga Merah untuk Atasi Ruam Kulit

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Reynafa Agustin Mahasiswi Departemen Kimia Industri ITS yang membuat inovasi pemanfaatan Gracilaria verrucosa dan berhasil memenangkan Lomba Esai Maritim Day 2022. Foto: ITS

Reynafa Agustin Mahasiswi Departemen Kimia Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mencetuskan inovasi pemanfaatan Gracilaria verrucosa, salah satu jenis alga merah, sebagai losion untuk penanganan ruam kulit.

“Gracilaria verrucosa merupakan salah satu spesies dari alga merah yang memiliki populasi terbanyak ketiga di Indonesia. Pada tahun 2018, keberadaan Gracilaria verrucosa di Indonesia mencapai 1,12 juta ton, tapi pemanfaatan ekonomisnya masih belum optimal,” ucapnya pada Senin (27/2/2023).

Ia mengatakan, tumbuhan laut tersebut mengandung senyawa antibakteri dan antioksidan, yakni alkaloid, flavonoid, tanin, fenol sebagai antibakteri, karotenoid, sterol, vitamin C dan E, protein, dan juga asam amino sebagai antioksidan.

Selain itu, Gracilaria verrucosa juga mengandung senyawa antiinflamasi. Sehingga menurutnya, hal itu berfungsi sebagai bahan terapi.

Dalam kesempatan itu, ia menerangkan, temperatur udara di Indonesia yang cenderung panas dapat menyebabkan berbagai efek samping berbahaya bagi kulit manusia.

“Karena mikroorganisme berbahaya seperti Staphylococcus spp. dan Streptococcus spp. umumnya tumbuh pada saat kemarau dan suburnya mikroorganisme tersebut biasanya menimbulkan penyakit kulit, berupa rasa gatal dan ruam kemerahan,” paparnya.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, ia mengolah Gracilaria verrucosa menjadi losion yang dapat mengatasi ruam kemerahan pada kulit.

Ia mengatakan, dalam pengolahannya, diberi juga senyawa tambahan, yakni fenol untuk antibakteri dan antioksidan, serta vitamin B12 untuk memelihara metabolisme sel.

“Pengolahannya, gracilaria verrucosa dicuci menggunakan air demineralisasi, direndam dan dihomogenkan dengan air demineralisasi rasio 1:1 hingga terbentuk pasta, kemudian dicampur bahan dasar losion yang terdiri dari asam stearat, parafin cair, pengemulsi, cetyl alcohol, pasta Gracilaria verrucosa, gliserin, trietanolamin (TEA), dan air demineralisasi. Setelah itu, keduanya dicampur menggunakan vortex mixer dengan suhu 70-75 derajat Celcius,” jelasnya.

Dan tahap akhir, ditambahkan senyawa seng oksida dan besi oksida, kemudian dicampurkan pasta Gracilaria verrucosa pada proses pertama dengan bahan losion yang sudah siap.

“Saya harap inovasi yang saya cetuskan ini dapat memberi kebermanfaatan dan segera digunakan secara massal,” pungkasnya penuh harap.

Sebagai diketahui, inovasi mahasiswa ITS tersebut, setelah dilakukan uji coba, terbukti aman dan efektif untuk mengatasi ruam kulit. Serta, inovasi itu juga telah mendapat penghargaan juara III dalam Lomba Esai Maritim Day 2022 yang diadakan oleh Universitas Bangka Belitung pada 2022 yang lalu.(ris/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs