100 Lebih Kasus HIV Anak Ditemukan Selama 2022, Dinkes Surabaya Sebut Kesalahan Orang Tua

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat total 136 kasus HIV menjangkit anak-anak sepanjang 2022. Para penderita berusia antara satu hingga 14 tahun.

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, dari total 136 kasus HIV, 55 di antaranya orang tuanya ber-KTP Surabaya. Sementara 81 sisanya orang tuanya ber-KTP luar Surabaya.

Menurutnya, risiko penularan HIV pada anak disebabkan kurangnya kepatuhan minum obat ARV bagi ibu yang telah terinfeksi HIV.

“Dan tidak adanya dukungan dari pasangan atau keluarga,” kata Nanik, Kamis (23/2/2023).

Terkait penularan HIV, lanjut Nanik, ini juga bisa melalui perilaku berganti pasangan seksual dan jarum suntik narkoba.

“Penularan virus HIV yang terjadi pada anak dikarenakan transmisi vertikal yaitu penularan melalui ibunya yang telah terinfeksi virus HIV. Penularan bisa terjadi selama kehamilan, saat persalinan dan ketika menyusui,” ujarnya.

Sementara untuk kasus baru HIV pada anak di Surabaya selama 2023, Nanik menyebut, belum ada temuan lagi hingga saat ini.

“Nah, mulai awal tahun hingga Februari 2023 ini, belum ada penemuan dan pelaporan kasus baru HIV anak di Surabaya,” tegasnya.

Meski begitu, Dinkes Surabaya sudah menyiapkan mekanisme upaya penanganan. Seperti memberi obat ARV gratis, pemeriksaan Early Infant Diagnose bagi bayi minimal berusia 6 minggu, pendampingan, konseling dan kunjungan rumah terkait psikologi pasien, serta memberi Pemberian Makanan Tambahan susu untuk meningkatkan imunitas.

Selain melalukan sosialisasi pencegahan HIV pada ibu hamil, remaja, calon pengantin dan kader, Nanik berjanji memperluas akses pengobatan HIV di puskesmas dan rumah sakit. Termasuk melakukan skrining pada orang yang berperilaku berisiko menularkan HIV.(lta/dfn/ipg)