Sabtu, 23 November 2024

Diabetes Mellitus Anak Meningkat, Pakar Kesehatan Tekankan Peduli Kesehatan Sejak Dini

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi. Tes gula darah. Foto: Pixabay

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) pada anak di Indonesia hingga tahun 2023 ini mencapai 1.645 jiwa. Angka itu, mengalami lonjakan 70 kali lipat lebih tinggi dibanding tahun 2010.

Dari temuan kasus tersebut, 46,23 persen dialami oleh anak usia 10-14 tahun, 31,05 persen anak usia 5-9 tahun, 19 persen pada usia 0-4 tahun dan 3 persen pada anak usia lebih dari 14 tahun.

Firman Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya menyatakan, tipe diabetes mellitus yang terjadi pada anak 90 persen adalah DM tipe 1, dan 10 persen lainnya DM tipe 2.

“Penyebab diabetes pada anak berbeda-beda, tergantung jenis DM yang dialami. Diabetes tipe 1 pada anak disebabkan oleh faktor genetik dan autoimun. Sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan atau obesitas,” ucapnya pada Rabu (22/2/2023).

Anak yang sedang mengalami DM, kata dia, secara umum terdapat gejala sering buang air kecil, sering merasa haus, cepat lapar, mata kabur dan penurunan berat badan.

“Kondisi yang lebih parah bahkan dapat mengalami Ketoasidosis Diabetikum (KAD), dimana pasien anak mengalami peningkatan keton dalam darah, sehingga dapat mengalami sesak napas hingga koma,” imbuhnya.

Untuk mengatasi kasus itu, menurutnya ada beberapa cara. Pertama, dengan mengatur pola makan dan menjaga berat badan ideal.

“Biasakan anak sejak dini untuk mengkonsumsi protein hewani dan sayur-sayuran, serta mengurangi makanan yang mengandung tinggi karbohidrat, gula dan minuman bersoda serta makanan siap saji karena bisa meningkatkan glukosa darah dengan cepat,”katanya

Ia menyatakan, kebanyakan orang tua senang melihat anaknya bertubuh gemuk, padahal menurutnya, kegemukan justru dapat meningkatkan risiko DM tipe dua pada anak.

“Sebuah hasil studi menunjukkan, angka kejadian faktor risiko DM tipe 2 pada anak usia 5-12 tahun, yaitu sebesar 18,8 persen karena kelebihan berat badan dan 10,8 persen obesitas,” paparnya.

Kemudian kedua, yakni dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Karena menurutnya, hal itu mampu menjaga glukosa dalam darah tetap normal serta dapat mempertahankan fungsi insulin untuk memecah glukosa menjadi energi.

Dan ketiga, dengan mencegah terjadinya DM gestational atau DM pada wanita saat sedang hamil, yakni dengan cara mempertahankan kadar gula darah agar selalu dalam batas normal.

“Sebab DM gestational dapat berperan terhadap kejadian DM pada anak sejak lahir. Dengan menjaga pola hidup sehat bagi wanita sedang hamil sangat penting demi kesehatan dan keselamatan si calon bayi, oleh karena itu wanita juga penting periksa gula darah secara berkala,” jelasnya.

Dengan kondisi tersebut, ia menegaskan, DM bukan hanya dapat menyerang orang dewasa saja, melainkan anak-anak juga. Oleh karena itu, ia menyatakan DM harus mendapat perhatian khusus dengan mencegah serta menanganinya, agar tidak terus menjangkit anak-anak. (ris/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs