Memasuki abad kedua, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di dunia punya banyak tugas dan pekerjaan yang sudah menunggu.
K.H. Yahya Cholil Staquf Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, kalau NU harus bergerak ke depan dengan dua fokus penting. Pertama, NU hadir dan memberi sumbangsih kemaslahatan untuk masyarakat.
“Kemudian kedua secara lebih luas, Nahdlatul Ulama ingin menekankan pada pengembangan peran seluruh manusia seluruhnya. Artinya, meskipun NU hadir dengan motivasi islam, tapi kami yakin jalan terbaik adalah berjuang untuk kemaslahatan umat manusia seluruhnya (lintas suku agama dan budaya),” ujarnya pada Radio Suara Surabaya, Sabtu (18/2/2023).
Gus Yahya sapaan akrabnya juga menjelaskan kalau NU kedepan punya agenda besar, seperti mengembangkan gerakan perempuan agar lebih punya peran strategis. Selain itu, gerakan mengadopsi dan mendayagunakan baik untuk organisasi maupun seluruh masyarakat.
“Semuanya termasuk sampai agenda-agenda internasional, yang Alhamdulillah juga sudah ditangkap dengan optimal oleh masyarakat internasional juga. Ke depan, ini akan kami jabarkan dalam rincian program-program. Tentu keinginan ini akan diuji dulu di lapangan,” ucapnya.
Menurutnya, seluruh program yang dikerjakan NU harus bisa diukur dampaknya pada tingkat warga. Ukurannya, lanjut Gus Yahya, mulai dari keluarga yang jadi orbit program-program NU ke depan.
Seperti diketahui, pada 7 Februari 2023 lalu, PBNU menggelar puncak resepsi “Harlah Satu Abad NU” di Kabupaten Sidoarjo yang dihadiri sekitar empat juta Nahdliyin (warga NU). Terkait hal tersebut, Gus Yahya mengaku terharu atas sambutan hangat seluruh warga Jawa Timur, khususnya Sidoarjo.
Dia menyebut dari empat juta Nahdliyin yang hadir, tidak ada satu pun yang kelaparan hingga kesusahan cari kamar kecil, karena banyak warga Sidoarjo yang menyediakan makanan gratis, hingga tempat istirahat.
“Bahkan sampai Gereja, organisasi seperti Muhammadyah, kemudian tempat usaha milik masyarakat ini dikosongkan dan dibuka untuk Nahdliyin. Masyaallah, saya merasakan betul bagaimana masyarakat ini mengapresiasi dan mencintai NU. Saya sebagai petugas organisasi saja merasakan beban gimana besok harus bisa membalas kembali apa yang sudah diberikan masyarakat,” terangnya.
Ketua Umum PBNU mengungkapkan tingginya apresiasi dan ketulusan yang diberikan seluruh masyarakat ini bisa jadi awalan yang baik untuk NU menatap abad kedua.
Tidak lupa, dia juga turut menyampaikan permohonan maaf terkait puncak resepsi tersebut. Mulai dari gangguan seperti kemacetan arus lalu lintas, hingga kebersihan pasca-acara. (bil/ipg)