Jumat, 22 November 2024

Ingatkan Awal Mula Perayaan Imlek Nasional, PDIP Jatim Komitmen Terus Junjung Toleransi

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Perayaan Imlek perdana DPD PDI Perjuangan Jatim, Minggu (12/2/2023). Foto: Istimewa

Usai momen perayaan Tahun Baru Imlek, PDI Perjuangan Jawa Timur minta masyarakat terus menjunjung toleransi antar umat, suku, dan agama.

Sri Untari Bisowarno Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim mengatakan, melalui perayaan Imlek, kembali mengingatkan segala perbedaan harus disikapi dengan saling menghormati.

“Perbedaan yang ada harus selalu disikapi dengan rasa saling menghormati dan menghargai. Itu yang harus kami ke depankan di saat sekarang dan ke depan,” katanya, Senin (13/2/2023).

Perayaan Imlek, lanjutnya, menguatkan komitmen PDI Perjuangan sebagai rumah besar kaum nasionalis dan religius terutama dihari-hari besar agama, dan hari besar nasional.

“Ini juga sesuai arahan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri, agar kader Banteng selalu bersama rakyat dari berbagai elemen. Di saat susah maupun saat senang. Seperti saat perayaan Imlek saat ini yang disambut dengan kegembiraan dan kebahagiaan oleh saudara-saudara kami dari kalangan Tionghoa,” ujarnya.

Sri Untari Bisowarno Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim dalam perayaan Imlek bertepatan dengan Cap Go Meh, Minggu (12/2/2023). Foto: Istimewa

Imlek yang dirayakan seluruh etnis Tionghoa di Indonesia secara terbuka dan ditetapkan sebagai hari libur nasional juga tak lepas dari pengaruh Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan.

Awalnya kebijakan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden sebelumnya, mengeluarkan Keppres No.6/2000 tentang pencabutan Inpres Nomor 14 Tahun 1967 yang dikeluarkan pada masa orde baru.

Isinya, menetapkan, seluruh Upacara Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Tionghoa hanya boleh dirayakan di lingkungan keluarga dan dalam ruangan tertutup.

Dengan Keppres Nomor 6 Tahun 2000, masyarakat Tionghoa diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya termasuk merayakan upacara-upacara keagamaan seperti Imlek, Cap Go Meh dan sebagainya secara terbuka.

Menindaklanjuti itu, Megawati saat menjabat sebagai presiden, mengeluarkan Keppres Nomor 19 Tahun 2002 yang isinya menetapkan perayaan Imlek sebagai hari libur nasional.

Untuk mengingat momen itu, PDI Perjuangan Jatim menggelar pertama kalinya perayaan Tahun Baru Imlek 2574 kemarin, Minggu (12/2/2023) di Surabaya bertepatan dengan momen Cap Go Meh, rangkaian penutup Imlek.

Eddy Tarmidi Koordinator perayaan Imlek 2574 PDIP Jatim mengatakan, gelaran itu dihadiri seluruh struktur, fungsionaris, badan dan sayap PDI Perjuangan, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Jawa Timur.

“Siapa saja bisa bergotong-royong bersama tanpa membedakan etnis, suku, ataupun agama tertentu, asalkan dalam satu rampak barisan NKRI,” jelas pria yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim itu. (lta/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs