Dalam peringatan “World Radio Day 2023” peran media konvensional itu disebut masih masih punya peran sangat krusial bagi pemerintah baik tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.
Peran yang dimaksud, seperti menyebarkan informasi terkait kebijakan maupun program kerja pemerintah, hingga laporan pertanggung jawaban.
Muhammad Fikser Kepala Dinas Komunikasi dan Infomasi (Kadiskominfo) Kota Surabaya mengatakan, banyaknya radio di sebuah daerah justru memudahkan pemerintah menyampaikan sebuah informasi sesuai segmentasi-nya stasiun radio.
“Jadi kami (Pemkot) selalu menyesuaikan informasi yang disampaikan itu masuk segmen radio yang mana. Kalau soal kepemudaan, kami informasikan lewat radio anak mudah. Sedangkan kalau program atau kebijakan, kami sesuaikan lagi ke segmen radionya,” ujar Fikser kepada Radio Suara Surabaya, Senin (13/2/2023).
Menurut Fikser, keuntungan lainnya radio saat ini tidak hanya fokus ke audio, melainkan sudah merambah visualisasi dengan konvergensi digitalnya.
“Apalagi setiap informasi dari kita juga ditampilkan di media sosial mereka. Itu lebih mempermudah kami, daripada kerjasama dengan akun media sosial tertentu,” ucapnya.
Kadiskominfo Surabaya itu tak memungkiri, kalau industri radio saat ini memang mau tak mau harus segera melakukan konvergensi mengikuti zaman. Khususnya jika sudah masuk ke rana persaingan bisnis.
“Kebanyakan (radio di Kota Surabaya) sudah berubah ke konvergensi kok. Mau tidak mau harus mengikuti. Kalau tidak bisa mengikuti perkembangan zaman, pasti ditinggkan pendengar atau pemirsanya,” terangnya.
Sementara Sherlita Ratna Dewi Kadiskomnfo Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengatakan, di wilayahnya ada sekitar 391 radio, baik radio swasta, komunitas maupun Lembaga Penyiaran Publik (LPP).
Dari banyaknya radio tersebut, menurutnya punya peran masing-masing seperti yang diungkapkan Kadiskominfo Kota Surabaya sebelumnya.
“Selalu digunakan pemerintah, lembaga atau instansi lainnya dalam menyampaikan informasi. Dan itu konsep mereka bisa dua arah seperti Suara Surabaya, ada interaktif antara pendengar dengan narasumbernya,” ujar Sherlita saat mengudara dalam program Kelana Kota, Senin.
Selain itu, menurut Sherly, radio punya peran seperti lembaga konfirmasi saat ada kejadian atau informasi ter-update. Sehingga, informasi tersebut akan lebih kredibel.
“Kalau kata pak Joko Widodo Presiden sebagai penjernih informasi di tengah gelombang medsos yang banyak kasih informasi, tapi tanpa redaktur. Jadi radio itu bisa menyaingi medsos tadi, tapi sebagai media yang lebih kredibel dan bertanggung jawab,” pungkasnya. (bil/rst)