Prof Achmad Jazidie Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berharap, aksi mahasiswanya yang tergabung dalam Pasukan Semut pada Selasa (7/2/2023) bisa ditiru masyarakat.
Jazidie menyebut, pada malam Resepsi Satu Abad NU, Unusa mengerahkan 1500 Pasukan Semut untuk mengambil sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Pasukan Semut fokus di Jalan Pahlawan dan Jalan Ponti Sidoarjo yang merupakan titik lalu lintas peserta.
Jazidie menambahkan, tujuan Pasukan Semut Unusa, selain untuk membersihkan lokasi satu abad NU, juga ingin memberikan kesadaran tentang arti merawat jagat dalam sektor lingkungan.
“Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Melalui Pasukan Semut Unusa ini, kami mencoba mengajak masyarakat untuk menjaga dan merawat bumi,” ungkapnya, pada Rabu (8/2/2023).
Sementara Nur Lailatul Ainiya, salah satu mahasiswa yang ikut dalam Pasukan Semut Unusa, dirinya merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) S1 Kesehatan Masyarakat (Kesmas) angkatan 2019 yang tergabung dalam pleton 40 Pasukan Semut Unusa.
“Saya sangat bersyukur bisa tergabung dalam Pasukan Semut Unusa. Karena misi ini merupakan misi sosial dan sangat berarti dalam terwujudnya kebersihan lingkungan. Di dalam Program Studi (Prodi) Kesmas Unusa juga terdapat mata kuliah Kesehatan Lingkungan (Kesling), sehingga kegiatan Pasukan Semut ini juga sebagai implementasi mata kuliah Kesling,” ungkapnya saat terjun dalam proses pengambilan sampah acara 1 abad NU, Selasa (7/2/2023).
Perempuan asal Sidoarjo ini menambahkan, upaya yang dilakukan Pasukan Semut Unusa ini salah satunya untuk menjaga lingkungan tetap sehat, karena kualitas kesehatan berawal dari kesehatan lingkungan.
“Beberapa hal yang akan kami terima dalam misi Pasukan Semut Unusa, di antaranya yaitu memahami adanya hubungan antara lingkungan hidup dengan masyarakatnya, khususnya pada sesuatu yang punya potensi berbahaya ataupun menimbulkan suatu efek kesehatan tersendiri. Terlebih lagi, masyarakat masih sering acuh tak acuh atas kelestarian dan kebersihan lingkungan yang akhirnya membuat berbagai dampak negatif,” pungkasnya.(dfn)