Sabtu, 23 November 2024

Warga Turki Korban Gempa Sulit Dapatkan Bantuan Akibat Respon Lambat

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Penampakan gedung runtuh dari atas akibat gempa di Hatay, Turki, Selasa (7/2/2023). Foto: Reuters

Deniz, warga korban gempa bumi Turki mengeluhkan kurangnya bantuan untuk menyelamatkan orang-orang yang tertimbun reruntuhan akibat gempa bumi yang telah menewaskan ribuan orang di Turki dan Suriah.

“Mereka berteriak meminta pertolongan tapi tidak ada yang datang,” kata Deniz, sembari menaruh kedua tangannya di atas kepala.

Teriakan meminta tolong juga terdengar dari mereka yang terperangkap di gedung-gedung yang runtuh di Provinsi Hatay yang bertepi pantai Mediterania yang diguyur hujan dan diselimuti cuaca dingin.

Hatay yang berbatasan dengan barat laut Suriah adalah provinsi yang mengalami dampak terparah akibat gempa bumi di Turki di mana sedikitnya 872 orang tewas di sini.

Warga mengeluhkan tanggap darurat yang tidak memadai, sedangkan petugas penyelamat mengaku kesulitan mendapatkan peralatan yang diperlukan.

Deniz berteriak sambil menunjuk sebuah bangunan yang hancur yang menjadi tempat ibu dan ayahnya terjebak, menunggu pertolongan dari petugas penyelamat.

“Kami hancur, kami hancur. Ya Tuhan!” kata dia.

“Mereka berteriak. Mereka berseru, ‘Selamatkan kami,’ tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kami mau menyelamatkan mereka ketika tak ada orang sejak pagi,” kata Deniz.

Para petugas penyelamat kewalahan menghadapi tingkat kehancuran yang begitu besar di wilayah selatan Turki dan barat laut Suriah.

Adapun total korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah terus meningkat menjadi lebih dari 5.000 orang sampai Selasa (7/2/2023) pagi.

Melansir Antara, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan 13.740 personel dari tim pencarian dan penyelamatan (SAR) telah dikerahkan ke wilayah gempa, tetapi tingkat kerusakan sangat besar dengan hampir 6.000 bangunan hancur di bagian selatan Turki.

Di Hatay terdapat lebih dari 1.200 bangunan hancur, kata Fahrettin Koca Menteri Kesehatan.

Tim penyelamat di provinsi tersebut mengeluhkan kurangnya peralatan, sementara orang-orang di jalan berupaya menghentikan mobil dan meminta alat untuk membantu mengangkat puing-puing reruntuhan.

Pemerintah telah menetapkan status “level 4 alarm” setelah gempa mengguncang Turki dan meminta bantuan internasional, tetapi belum menyatakan status darurat yang menjadi pintu masuk untuk mobilisasi militer besar-besaran.

“Tidak ada para pekerja darurat, tidak ada tentara. Tidak ada. Ini adalah tempat yang terabaikan,” kata seorang pria yang melakukan perjalanan dari Ankara ke Hatay setelah berhasil mengeluarkan seorang perempuan dari reruntuhan sebuah bangunan seorang diri.

“Ini adalah kehidupan manusia. Apa yang dapat kamu lakukan ketika mendengar suara kehidupan?” kata pria yang menolak disebutkan namanya itu, saat wanita tersebut mendapat perawatan medis di dalam mobil.

Provinsi bagian selatan Hatay menjadi rumah bagi lebih dari 400.000 warga Suriah, sebagian besar dari mereka adalah pengungsi yang melarikan diri dari perang saudara di negaranya yang berlangsung selama hampir 12 tahun, kata Kementerian Dalam Negeri Turki.(ant/ihz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs