Sabtu, 23 November 2024

Persahabatan PDIP dengan NU Tidak Sekadar Aspek Elektoral

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDIP (memakai jas hitam) dan beberapa menteri saat acara Harlah 1 abad NU. Foto : Istimewa

Aspek historis dan ideologis serta perannya di dalam menjaga spirit keindonesiaan membangun persahabatan sejati antara PDI Perjuangan dan NU serta NU dan PDI Perjuangan.

“PDI Perjuangan mengapresiasi NU karena keteguhan NU di dalam menjaga khittah 1926, dan rekam jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia serta keteguhannya di dalam menjaga ke-Indonesiaan berdasarkan Pancasila,” ujar Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP dalam keterangannya menyambut peringatan 1 Abad NU, Selasa (7/2/2023).

Hasto menyebut, dalam kurun waktu perjuangan kebangsaan, NU merupakan saudara tua PDI Perjuangan, mengingat NU didirikan tahun 1926, dan PNI sebagai akar PDI Perjuangan didirikan pada tahun 1927.

“Berdasarkan catatan sejarah, NU menjadi ormas keagamaan yang sejak kelahirannya telah memiliki visi kebangsaan bagi kemerdekaan Indonesia,” kata Hasto.

Persahabatan sejati PDIP dan NU untuk Indonesia Raya yang menciptakan kerjasama harmonis, dan abadi, jauh lebih penting dari aspek elektoral.

“Preferensi warga Nahdliyin terhadap PDI Perjuangan yang tertinggi dibandingkan kepada Partai tentu saja sangat membanggakan, dan kami sangat bangga. Preferensi dukungan lahir karena aspek historis, ideologis dan kebersamaan di seluruh lini, terutama di akar rumput,” jelas Hasto.

Mengenai upaya pendekatan PDIP untuk meraih dukungan dari pemilih di wilayah yang merupakan basis NU, Hasto mengatakan semua berjalan secara natural.

“Karena secara batin sudah dekat, dan secara kultural saling berkomplemen di akar rumput, maka semua berjalan secara natural, tidak dibuat-buat, dan tidak didorong oleh desain elektoral. Justru hal yang natural dan penuh suasana kebatinan itu yang menciptakan persahabatan sejati,” sebut Hasto.

Hal ini, lanjut Hasto, juga mengakar dari tradisi kedekatan Bung Karno dengan KH Hasyim Asyari, KH Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syansuri, berserta tokoh-tokoh NU lainnya. Persahabatan para tokoh pendiri bangsa tersebut berlangsung terus, turun temurun hingga menjadi kultur di PDI Perjuangan dan NU.

“Oleh karena itu, PDI Perjuangan terus membangun semangat gotong royong dengan seluruh komponen bangsa termasuk NU. Apalagi PDI Perjuangan dan NU memiliki sejarah panjang bersama. Bahkan, berdasarkan statistik, banyak kader NU yang saat ini menjadi kepala daerah,” urai Hasto.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs