Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur meminta kepada Pemkab maupun Pemkot di seluruh Jatim supaya turun tangan memberi intervensi untuk stabilkan harga beras.
Salah satu upaya intervensi itu bisa dilakukan melalui operasi pasar beras murah. Seperti yang berlangsung di Pasar Larangan, Kabupaten Sidoarjo hari ini.
Gubernur Jatim itu mengatakan, pada operasi pasar di hari kedua ini pihak Bulog telah menggelontorkan 20 ton beras untuk disalurkan ke pedagang serta masyarakat.
“Jadi mulai kemarin, saya minta Pemprov, Pemkab dan Pemkot semuaya ikut melakukan intervensi bagi perluasan distribusi beras yang untuk medium di kisaran Rp45.000 – 46.000 per lima kilogram,” kata Khofifah di Sidoarjo, Minggu (5/1/2023).
Sementara itu terdapat perbedaan harga di operasi pasar di Sidoarjo dibanding di Pasar Pucang Anom Surabaya, Sabtu kemarin.
Jika di Surabaya pada kemarin, beras medium dijual dengan harga Rp9.200 per kilogram atau Rp46.000 per lima kilogram. Sedangkan di Sidoarjo beras medium dijual murah dengan harga Rp9.000 per kilogram atau Rp45.000 per lima kilogram.
Meski demikian, harga tersebut masih tercatat lebih rendah dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium yaitu Rp9.450 per lima kilogram.
Khofifah berharap, operasi pasar semacam ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat dan harga beras bisa kembali pada titik yang lebih terjangkau. Mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
Operasi pasar beras murah semacam ini disambut antusias baik penjual maupun pembeli. Sebab, beberapa hari terakhir harga beras premium melambung di harga Rp12.000 per kilogram.
Salah satunya, Yudhi salah penjual beras di Pasar Larangan merasa cukup terbantu dengan adanya operasi pasar beras murah.
Sebab, Yudhi mengaku bingung jika harus menjual beras dengan harga yang terlalu mahal ataupun menurunkan kualitas beras yang dijualnya.
“Alhamdulillah ada keringanan dengan adanya operasi pasar beras murah ini. Semoga bisa terus stabil bertahan di harga ini,” tuturnya.(wld/iss)