Sabtu, 23 November 2024

Pemkot Surabaya Kembali Buka Beasiswa Penghafal Kitab Suci Hindu

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya membuka secara langsung seleksi beasiswa penghafal kitab suci agama Hindu, di Pura Segara, Kecamatan Kenjeran, pada Sabtu (4/2/2023) kemarin.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya membuka secara langsung seleksi beasiswa penghafal kitab suci agama Hindu, di Pura Segara, Kecamatan Kenjeran, pada Sabtu (4/2/2023) kemarin.

Seleksi penghafal kitab suci yang digelar ketiga kalinya ini, diikuti oleh 185 pelajar penganut Hindu, mulai dari jenjang TK, SD, dan SMP.

Dalam kesempatan tersebut, Eri Cahyadi menyampaikan kalau seleksi beasiswa penghafal kitab suci adalah bagian dari pemersatu umat di Surabaya. Selain itu, juga menunjukkan Surabaya sebagai kota toleransi.

“Saya matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh umat Hindu di Kota Surabaya. Kalau anak-anak sudah menghafal kitab sucinya, maka Surabaya akan menjadi kota yang aman dan damai tentunya penuh dengan toleransi,” kata Eri seperti dikutip surabaya.go.id, Minggu (5/2/2023).

Adanya beasiswa tersebut, diharapkan membuat anak-anak Kota Pahlawan kedepan bisa menjadi pemimpin yang berakhlak mulia, dan menjaga toleransi antar umat beragama, suku dan budaya.

Dia juga mnyampaikan akan menambah kuota beasiswa penghafal kitab suci, khususnya pada agama Hindu. Menurutnya, semakin banyak kuota, maka akan semakin banyak generasi muda yang berakhlak, sesuai ajaran agamanya masing-masing.

“Tentu kegiatan ini akan dimasifkan, dan sudah menjadi agenda rutin. Seperti yang saya dengungkan, bahwa Surabaya adalah kota toleransi, tidak boleh satu dengan lainnya merasa lebih baik,” tuturnya.

Sementara itu Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mengatakan, seleksi beasiswa penghafal kitab suci ini, peserta tidak hanya menghafal ayat. Akan tetapi, para peserta juga diminta untuk memaknai bacaan sesuai dengan cara, dari masing-masing agama.

Tak hanya itu, kata Yusuf, hafalan kitab suci ini juga bagian dari pembentukan karakter anak-anak. Dengan adanya kegiatan seperti ini, maka siswa tidak hanya fokus pada aspek akademis.

“Kami dari Dispendik juga ingin membentuk anak-anak dari berbagai aspek. Tidak adanya aspek akademis yang bagus, namun juga dari segi religi dan talentanya juga bagus,” terang Yusuf.

Kadispedik menambahkan, dalam seleksi ini para siswa tak dituntut untuk membaca ayat kitab suci dengan sempurna. Menurutnya, jika siswa dituntut untuk membaca dengan sempurna akan kesulitan.

“Minimal anak-anak paham dulu dasar kitabnya, baru kemudian disempurnakan bertahap oleh guru. Maka dari itu, saya berpesan kepada para guru agar memberikan pemahaman soal agamanya, tempat ibadahnya, dan bagaimana cara membaca ayat-ayat yang baik,” pungkasnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs