Sabtu, 23 November 2024

Polisi Geser dari Pintu Stadion Kanjuruhan Sebelum Pertandingan Selesai Karena Perintah

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
12 polisi mulai pejabat utama polres dan polsek Malang diperiksa sebagai saksi, Kamis (2/2/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Sejumlah polisi perwira pengendali (Padal) pintu Stadion Kanjuruhan diminta bersaksi dalam sidang lanjutan Tragedi Kanjuruhan Kamis (2/2/2023).

Dalam sidang lanjutan tersebut, sejumlah Padal itu mengungkapkan alasan tidak adanya polisi di pintu keluar, karena mereka diminta bergeser lima sampai 10 menit sebelum pertandingan usai.

Iptu Bambang Subinajar Kapolsek Karangploso, Padal pintu 11 menyebut sesuai perintah saat rapat koordinasi (rakor), seluruh Padal pintu bersama anggotanya harus meninggalkan lokasi dan bergeser ke lobby demi mengamankan kepulangan pemain dan ofisial Persebaya.

“Lima menit sebelum selesai, sesuai rakor, kita Padal pintu dan anggota geser ke pagar barikade kepulangan tim,” kata Bambang, Kamis (2/2/2023) malam.

Begitu juga dengan AKP Moh. Lutfi Kapolsek Pakis yang bertugas sebagai Padal pintu 12, bersama enam anggotanya sudah meninggalkan pintu sejak lima menit sebelum pertandingan usai.

Sekedar diketahui, Lutfi adalah atasan Eka Nararia anggota Polsek Pakis yang menjadi saksi sekaligus pelapor kejadian Tragedi Kanjuruhan.

Selama menjaga pintu, Lutfi mengaku menyaksikan antrean ratusan penonton bertiket di depan pintu 12 yang tidak bisa masuk karena penuh. Ketika itu terjadi, ia menyebut hanya bisa berkomunikasi dengan Padal lain, bukan pimpinan.

“Kami bertanggungjawab atas lokasi masing-masing, jadi kami komunikasi dengan Padal. Tidak tahu, didengar pimpinan atau tidak, lewat HT,” katanya.

Sementara di pintu yang paling banyak memakan korban yakni pintu 13, AKP Fajar Rianu Kapolsek Wagir yang bertugas sebagai Padal mengaku bahwa dia dan seluruh anggota polisi yang berjaga di sana, sudah meninggalkan lokasi sejak 10 menit sebelum pertandingan.

“Khusus Polsek Wagir (penjaga pintu 13), Polsek Kepanjen, dan Polsek Pakisaji, (ada perintah) 10 menit sebelum berakhir diminta geser pengamanan jalur Kebonagung-Kepanjen,” katanya.

Begitu juga dengan Kapolsek Wonosari padal pintu 10 serta Kapolsek Pakisaji juga mendapag perintah sama, bergeser sebelum pertandingan selesai.

Namun, AKP Slamet Subagio Kapolsek Bantur mengaku meski mendapat perintah, tapi ia bertahan di pintu seusai pertandingan. Padal pintu 14 itu mengungkap, sejak pertandingan digelar sudah ada antrean penonton bertiket yang tidak bisa masuk.

Hingga wasit meniup peluit panjang, dan banyak penonton mulai keluar, sementara penonton di luar memaksa masuk, terjadi berdesakan.

Ia mengaku tidak tahu sebab penonton dari dalam stadion keluar terburu-buru imbas gas air mata. Subagio baru tahu ketika ada suporter yang memarahinya. “Steward sudah tidak ada, cuma saya saja,” kata Subagio.

Untuk diketahui, para Padal itu diperiksa bersama dengan AKBP Ferli Hidayat mantan Kapolres Malang, AKP Donny Kristian Bara’langi Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Agnis Juwita Kasat Lantas Polres Malang, dan sejumlah kapolsek yang bertugas sebagai Padal tribun. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs