Jumat, 22 November 2024

Menkeu: Inflasi Akan Turun dan Pemulihan Menguat pada Semester II

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Sri Mulyani Menteri Keuangan (Menkeu) dalam acara "Mandiri Investment Forum 2023" di Jakarta, Rabu (1/2/2023). Foto: Antara

Sri Mulyani Menteri Keuangan (Menkeu) mengatakan, penurunan inflasi atau harga yang stabil dan cenderung menurun serta penguatan pemulihan akan terjadi setidaknya pada semester kedua tahun ini.

Kondisi tersebut sebagai dampak dari tekanan yang berasal dari respons kebijakan yaitu pengetatan moneter dan kenaikan suku bunga oleh otoritas moneter akan berkurang atau melambat turun.

“Ini memberikan harapan baru bahwa pada tahun 2023 setidaknya pada paruh kedua, kita akan melihat kombinasi yang jauh lebih positif dari penurunan inflasi dan penguatan pemulihan,” ungkap Sri Mulyani dalam acara “Mandiri Investment Forum 2023” di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Ia mengungkapkan beberapa negara saat ini sudah merilis data pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencerminkan realisasi lebih baik dari yang diproyeksikan sebelumnya. Misalnya, ada negara yang sebelumnya diperkirakan terkontraksi, namun mampu tumbuh positif mencapai nol persen dan ada yang pada awalnya diprediksikan tumbuh nol persen tetapi mampu meningkat dalam kisaran 0,25 persen.

Pertumbuhan tersebut merupakan capaian yang bagus, namun kinerja itu menegaskan bahwa pelemahan ekonomi global itu ada. Mungkin tidak sedalam dan tidak separah sebelumnya, tetapi perlambatan tersebut ada dan akan berlanjut di kuartal pertama 2023 atau mungkin lebih lama hingga paruh pertama tahun ini.

Kendati demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menilai hal tersebut sedikit lebih baik dan memberikan optimisme yang lebih dalam, sehingga pertumbuhan ekonomi akan pulih sementara dan tekanan pada harga akan mereda.

“Itu adalah sesuatu yang sangat baik dalam arti bahwa dilema bagi banyak pembuat kebijakan akan jauh lebih mudah,” tuturnya.

Menurut Sri Mulyani, situasi yang paling sulit adalah ketika pembuat kebijakan harus memilih antara menstabilkan harga, termasuk nilai tukar, atau mempertahankan pertumbuhan.

Tentunya seluruh pembuat kebijakan di negara manapun tidak bisa memilih dan cenderung menginginkan keduanya. Namun untungnya saat ini situasi tersebut sedikit mereda dan memberikan kemudahan.

“Situasi ini mudah-mudahan akan dipertahankan. Meski mau tidak mau jika melihat banyak proyeksi oleh banyak lembaga internasional menunjukkan bahwa tahun 2022 sudah berlalu, namun akan jauh lebih lemah dari tahun 2021 dan akan berlanjut di tahun 2023 di mana pertumbuhan melemah, jauh lebih rendah dari tahun 2022,” ucap Menkeu.(ant/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs