Jumat, 22 November 2024

Kemenperin: Ekspor Mobil 2022 Meningkat, Surplus hingga 64 persen

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Febri Hendri Antoni Arif Juru Bicara Kementerian Perindustrian. Foto: Antara/ Kemenperin

Febri Hendri Antoni Arif Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Jubir Kemenperin) mengatakan sektor industri otomotif di Tanah Air pada 2022 menunjukkan kinerja cukup gemilang. Hal itu terlihat dari peningkatan surplus perdagangan roda empat hingga 64 persen.

Angka tersebut diapresiasi karena ekspor otomotif melaju meskipun terdapat tekanan inflasi di berbagai negara, dan dampak perang Rusia-Ukraina.

“Manufaktur kendaraan roda empat nasional berhasil menjadi pahlawan devisa dengan kemampuan ekspor kendaraan utuh atau completely built unit (CBU) sebesar 473 ribu unit mobil, meningkat 60,7 persen dibanding 2021 yang berjumlah 294 ribu,” kata Febri lewat keterangannya di Jakarta, Senin (30/1/2023) seperti dilansir Antara.

Dari sisi nilai, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, ekspor CBU mencapai 5,7 triliun dolar AS atau meningkat 63,5 persen dibanding 2021 yang mencapai 3,5 triliun dolar AS.

“Apabila nilai ekspor dan impor kendaraan CBU dibandingkan secara nilai menghasilkan surplus devisa sebesar 3,4 triliun dolar AS, meningkat 64 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 2 triliun dolar AS,” sebutnya.

Berdasarkan data tersebut, menurut Febri, dapat disimpulkan bahwa pembinaan sektor otomotif dalam hal kinerja ekspor dalam bentuk CBU sudah berjalan di arah yang tepat. “Ekspor otomotif Indonesia telah mencapai lebih dari 80 negara,” imbuhnya.

Namun demikian masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Beberapa tantangan di antaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan semi-konduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.

Sementara menurut R Hendro Martono Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, untuk mengatasi tantangan tersebut Kemenperin mendorong perusahaan untuk mengembangkan sayap untuk menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran research and development (R&D).

Hal-hal tersebut akan menjadi basis bagi Kemenperin dalam memperjuangkan insentif untuk industri otomotif. “Inovasi serta ketersediaan bahan baku merupakan kunci bagi masa depan industri otomotif,” ujarnya.

Di samping itu Kemenperin dan para stakeholder terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik, termasuk dalam hal ketersediaan bahan baku.

“Bapak Menteri Perindustrian juga meminta komitmen para pelaku industri otomotif untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik suku cadang maupun komponen, dalam proses manufaktur,” tuturnya.

Ia juga menekankan perlunya integrasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam pasokan dan produksi bagi industri yang lebih besar. Kemenperin berkomitmen untuk terus pertumbuhan dan pengintegrasian IKM ke dalam produksi global dan rantai pasokan industri otomotif.

“Kemitraan antara industri besar dan industri kecil ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang hebat,” imbuhnya. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs