Sabtu, 23 November 2024

Bebek Pak Joss, dari Gerobak Sampai Terbang ke Banyak Kota karena Ekonomi Digital

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sigit Hendrawan, atau yang akrab disapa Hendry, pendiri Bebek Pak Joss mengakui keberadaan ekonomi digital sangat mempengaruhi pertumbuhan bisnis kulinernya. Foto: Istimewa

Sejak 2011 silam Sigit Hendrawan memulai usaha makanannya dari gerobak sederhana. Usaha kuliner Bebek Pak Joss yang dia dirikan dengan susah payah itu kini sudah memiliki banyak cabang tidak hanya di Surabaya. Bebeknya pun sudah pernah terbang ke 35 kota besar di Indonesia. Semua karena bisnis yang dia jalankan dengan pemasaran digital.

“2011 lalu, sebelum banyak orang jualan online saya sudah jualan online lewat Facebook, Twitter, juga melalui broadcast BBM (Blacberry Messenger). Itu memang cukup cepat bikin bisnisnya growth (bertumbuh). Apalagi melalui FB dan Twitter, semua orang bisa melihat,” katanya.

Bebek Pak Joss (jadilah orang sukses selalu), sudah pernah dia kirim sampai ke luar kota dan luar pulau karena model pemasaran demikian. Ada suka dukanya. Dia harus bersusah payah mengupayakan agar bebek itu bisa sampai ke tujuan dalam waktu sehari, serta sampai dalam keadaan selamat dan masih layak makan.

“Jadi habis digoreng, divakum, lalu dikirim. Sehari harus nyampek. Itu susahnya, ya, tapi waktu itu growthnya benar-benar luar biasa. Bebek saya sudah terbang ke 35 kota di Indonesia. Terbang dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia. Kalau barat sampai ke Batam, kalau timur sampai ke Mataram,” katanya.

Lompatan bisnis dengan adanya ekonomi digital, kata dia, sangat luar biasa. Sebenarnya dengan mengandalkan model pemasaran yang sudah pernah dia lakukan, dan hanya mengandalkan gerobak saja, dia sudah mampu menjual 30 porsi bebek per hari.

“Start awal kami kan butuh cashflow. Saya kalau cuma ngandalkan gerobak keliling itu saja sebenarnya cukup bagus. Sehari bisa jualan 30 porsi untuk brand awal sudah oke. Dengan adanya ekonomi digital saya benar-benar merasakan lompatan luar biasa, apalagi kompetisi waktu itu tidak seperti sekarang,” katanya.

Bergabung dengan layanan antar makanan sebuah aplikasi on demand service sejak 2016 lalu pria yang akrab disapa Hendy itu mengatakan, dia tidak berpikir panjang. Salah satu canel marketingnya memang lewat online. Sehingga apapun distribusi channel yang ada, yang karakternya online, dan cara hitungan bisnisnya masuk dia past mengikuti.

“Sekarang ini kontribusi aplikasi online layanan antar makanan dari keseluruhan omzet kami sudah 15-20 persen. Dan saya memang lebih nyaman menggunakan layanan ini karena kemungkinan risikonya kecil. Pihak aplikasi yang akan menanggung risiko untuk pertama kali,” katanya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs