Pemkot Surabaya sudah mematangkan rencana dan menyiapkan pendanaan pembangunan pengolahan limbah B3 di Tambak Osowilangun, Benowo, Surabaya.
Setelah kunjungan ke Kitakyushu, Jepang, beberapa waktu lalu, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya sudah mantap menggunakan teknologi insinerator dari sister city Surabaya itu.
Eko Agus Supiadi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya mengatakan, insinerator dari Kitakyushu dinilai yang paling murah dibandingkan dengan dari negara lainnya.
“Kalau untuk pendanaan, kami (Pemkot Surabaya) ada. Insinerator itu harganya sekitar Rp40 miliar, dan Pemkot Kitakyushu bersedia mendampingi,” ujarnya ketika ditemui di kantornya, Rabu (17/10/2018).
Saat ini, kata Eko, Pemkot Surabaya bersama Pemkot Kitakyushu sedang melakukan feasibility study (FS/uji kelayakan) pembangunan pengelolaan limbah B3 di Surabaya.
Insinerator dari Kitakyushu itu, kata Eko, akan mampu melakukan pengelolaan limbah B3 dengan kapasitas 10-15 ton per hari.
Alat itu juga sudah dilengkapi mesin pengolah sisa limbah B3. Abu sisa pembakaran limbah B3 bisa langsung dijadikan batu bata atau paving yang bernilai manfaat.
“Nanti semua akan didampingi Pemkot Kitakyushu, sampai pengelolaan limbah di Surabaya benar-benar beroperasi,” katanya.
Dia memperkirakan, kalau memang tidak ada kendala berarti terutama izin Amdal dari pemerintah pusat, pengelolaan limbah B3 di Tambak Osowilangun bisa beroperasi 2020 mendatang.
Keberadaan pusat pengelolaan limbah B3 di Surabaya ini diharapkan dapat menampung 8-10 ton limbah medis per hari di Surabaya dan limbah B3 dari perusahaan lainnya.
“Tidak menutup kemungkinan limbah dari luar Surabaya bisa masuk juga,” ujarnya.
Berkaitan rencana serupa dari Pemprov Jatim yang akan membangun sentra pengelolaan limbah di Dawarblandong, Mojokerto, Eko mengatakan tidak ada masalah.
“Nanti malah ke depannya setiap kabupaten kalau bisa punya pengelolaan limbah sendiri. Semakin banyak kan semakin efisien, cost yang dikeluarkan perusahaan tidak terlalu banyak,” katanya.
Selama ini, kata Eko, perusahaan yang menghasilkan limbah B3 di Surabaya mengeluhkan sulit dan mahalnya pengelolaan limbah mereka.
Mereka harus menggunakan jasa perusahaan transporter limbah B3 yang tarifnya cukup mahal untuk dikirim ke pusat pengolahan limbah B3 di Cileungsi, Bogor.
“Kalau ada ini, perkiraan bisa menghemat separuh biaya pengelolaan limbah,” ujarnya.(den/iss/ipg)