Badan Perfilman Indonesia (BPI) menyebut, pemerintah Indonesia perlu membuat strategi besar untuk memaksimalkan potensi perfilman Indonesia untuk promosi di luar negeri.
Dimas Jayasrana Ketua Bidang Festival Internasional dan Hubungan Luar Negeri BPI mengatakan, festival film di berbagai negara bisa menjadi sarana untuk mempromosikan Indonesia dengan mengikutkan film-film dalam negeri.
Menurutnya, perlu ada pengelolaan yang baik mulai dari pemilihan film dan penyediaan film Indonesia yang akan diikutkan di festival film luar negeri.
Film tersebut dipilihkan dari berbagai genre melalui proses kurasi yang baik untuk memastikan kelayakan pemutaran di luar negeri.
“Salah satu masalahnya adalah tidak tersedianya katalog yang jelas, berapa film pendek, film panjang, dokumenter, animasi, fiksi yang bisa diputar di luar negeri,” kata Dimas seperti dilansir Antara, Kamis (18/10/2018).
Menurutnya, negara sebaiknya memiliki katalog yang berisi kumpulan film untuk diikutkan pada festival film di luar negeri.
Pemerintah harus membeli hak cipta film tersebut agar bisa dimasukkan ke dalam katalog yang siap kirim tanpa perlu repot menghubungi produser film ketika dibutuhkan.
Kemudian pemilihan film yang ada dalam katalog dan akan diikutsertakan di festival film disesuaikan dengan kebutuhan yang sejalan dengan tujuan Indonesia pada festival film di suatu negara.
Jika ingin mempromosikan pariwisata, tentu yang dipilih adalah film yang memiliki latar di sejumlah lokasi pariwisata Indonesia. Atau jika ingin mempertontonkan kemajuan sebuah peradaban, dihadirkanlah film-film seni yang tidak berpatokan pada nilai ekonomi.
Ia mengatakan, tujuan utama festival film di berbagai negara yang diikuti oleh Indonesia untuk membangun komunikasi itu harus dilakukan dengan strategi dan konsep yang sudah tersusun matang.
“Tujuan utama komunikasi. Capaian komunikasi itu seperti capaian diplomasi, capaian sosial budaya, capaian pendidikan. Semakin sering dan semakin banyak, juga semakin beragam film Indonesia diputar di luar negeri, akan membuka peluang,” kata Dimas. (ant/bas/ipg)