Sebagai kota toleransi, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai memasang ornamen khas pecinan di berbagai tempat ikonik jelang Tahun Baru Imlek.
Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mengatakan, pemasangan ornamen khas pecinan itu dilakukan seperti saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebelumnya.
“Kita pasang di tempat-tempat ikonik di Surabaya. Seperti pada saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin,” kata Hebi, Rabu (11/1/2022).
Beberapa kawasan di antaranya, Balai Kota, Balai Pemuda, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Tunjungan hingga Jembatan Sawunggaling. Selain itu, kawasan Pecinan Kya-Kya juga ditambahi ornamennya beserta sedikit perbaikan.
“Ornamen-ornamen itu berbeda dari sebelumnya, seperti di Jembatan Sawunggaling itu nanti ada tulisan-tulisannya. Ada ornamen lampion dari akrilik di pohon dan ornamen menarik lainnya,” paparnya.
Ornamen khas pecinan berukuran besar akan dipasang di dua lokasi, Balai Kota dan Jembatan Sawunggaling. Hebi menargetkan, pemasangan ornamen khas pecinan itu, akan selesai pada pekan depan.
“Nanti ada juga pemasangan ornamen khas pecinan yang bentuknya besar, rencananya di Balai Kota dan Jembatan Sawunggaling,” tuturnya.
Hal tersebut sesuai keinginan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya. Sebelumnya, Eri mengatakan pemasangan pernak-pernik menjelang perayaan hari besar umat beragama ini wujud dari Surabaya sebagai kota toleransi.
Menurutnya, toleransi bukan sekadar diwujudkan secara lisan saja. “Saya harap toleransi di Kota Surabaya tidak hanya diucapkan secara lisan, namun juga diwujudkan di setiap menjelang peringatan hari besar keyakinan tertentu. Seperti ketika peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru),” kata Eri Cahyadi. (lta/bil/ipg)