Sabtu, 23 November 2024

Polri Segera Meluncurkan Buku Berisi 1.200 Soal Tes Teori SIM

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi SIM. Foto: Tama suarasurabaya.net

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri segera meluncurkan buku bank soal berisi 1.200 soal yang diujikan dalam tes teori pembuatan surat izin mengemudi (SIM) untuk masyarakat pemohon SIM tahun ini.

Brigjen Pol. Yusri Yunus Dirregident Korlantas Polri mengatakan buku ini untuk memudahkan masyarakat mengurus permohonan SIM, mengedukasi masyarakat mengenai rambu-rambu lalu lintas, dan tata tertib berlalu lintas di jalan.

“InsyaAllah secepatnya. Satu dua bulan ini sudah bisa kami sebarkan (bukunya),” kata Yusri, Jumat (6/1/2023) saat dihubungi Antara.

Ia menjelaskan buku bank soal tes teori SIM tersebut masih dalam proses penyelesaian. Buku akan dibuat dalam dua model, yakni cetak dan buku elektronik (e-book).

Buku cetak akan disebar ke sejumlah sekolah, perpustakaan, dan pusat keramaian, sedangkan buku elektronik disebar ke sejumlah platform milik kepolisian, seperti di NTMC, Divisi Humas Polri, dan media sosial milik kepolisian di seluruh Indonesia.

Dengan adanya buku ini, kata dia, pemohon SIM tidak lagi kebingungan saat mengikuti tes teori SIM karena bisa mempelajarinya terlebih dahulu dari buku bank soal tersebut.

“Buku berisi soal panduan yang diujikan. Dari 1.200 soal yang tertera di dalam buku tersebut, ada beberapa soal menjadi pertanyaan yang diujikan dalam tes teori SIM,” katanya.

Buku ini, kata Yusri, memudahkan masyarakat mengikuti ujian pembuatan SIM secara daring melalui aplikasi “Electronic Audio Visual Integrited System” (E-AVIS) yang sudah dikembangkan Korlantas Polri sejak 2021.

Kemudian, lanjut dia, soal-soal dalam ujian tes teori pembuatan SIM itu aplikatif sesuai yang dihadapi masyarakat saat berkendaraan di jalan raya, seperti mengenal rambu-rambu dan kemudian apa yang harus dilakukan masyarakat ketika menemukan rambu-rambu tersebut.

Sebagai contoh, jika sedang berkendaraan melihat ada yang menyeberang jalan maka pengendara harus mengurangi kecepatan. Begitu pula ketika melihat rambu-rambu tanda ada lubang di tengah jalan, maka saat melintasi jalanan kendaraan harus mengurangi kecepatan kendaraan karena akan berbahaya melaju di jalanan berlubang.

“Jadi soal-soal ini aplikatif yang dihadapi masyarakat di jalan. Itulah teori-teori yang diberikan supaya mereka tidak kaget nanti saat mereka ujian teori, kami beri kemudahan dalam bentuk buku. Jadi bisa memahami setengah dari soal yang ada di buku, masyarakat sudah paham soal lalu lintas,” kata Yusri.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs