Meski sebelumnya menerima penolakan dari ormas Front Pembela Islam (FPI), Festival Gandrung Sewu yang digelar Sabtu (20/10/2018), di Banyuwangi, dipastikan kembali menyajikan kekayaan seni yang beragam.
Menurut laporan Ben Subrata dari Radio Mandala Banyuwangi dalam Jaring Radio Suara Surabaya, Sabtu (20/10/2018), tahun ini, seni hadrah Kuntulan mewarnai Festival Gandrung Sewun yang telah digelar rutin selama tujuh tahun terakhir.
MY Bramuda Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, mengatakan kesenian hadrah Kuntulan akan menjadi pembuka pagelaran ini. Sebanyak 150 anak muda akan melantunkan bait-bait pujian islami dengan alunan musik hadrah.
Bramuda menjelaskan, tahun ini pagelaran Gandrung Sewu mengangkat tema ‘Layar Kumendung’. Tema ini menceritakan kisah heorisme bupati pertama Banyuwangi, Raden Mas Alit atau Temenggung Wiroguno I, dalam menentang kependudukan VOC Belanda.
Dalam perjuangannya, Raden Mas Alit gugur dalam ekspedisi pelayaran atau ‘layar’ hingga menyebabkan kesedihan atau ‘kumendung’ bagi rakyat Banywuangi.(tin/ipg)