Jumat, 22 November 2024

PHRI Jatim Memprediksi Okupansi Hotel Saat Pergantian Tahun Melonjak

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur memprediksi okupansi atau tingkat keterisian hotel saat malam pergantian tahun 2022/2023 akan melonjak.

Dwi Cahyono Ketua PHRI Jatim menyebut, berdasarkan data terakhir dari hampir seribu hotel anggota PHRI Jatim, pada malam Natal 2022 lalu okupansinya rata-rata mencapai 76 persen.

Pada malam Tahun Baru nanti, lanjut Dwi, okupansi hotel diprediksi lebih tinggi dibanding Natal. Bahkan di beberapa lokasi bisa sampai 100 persen.

“Saya ngumpulkannya sampai minggu kemarin, beberapa hari lalu. Pas malam Natal itu Jatim rata-rata 76 persen. Rata-rata itu berarti non bintang dan bintang. Hotel bintang dari keseluruhan itu 80 persen. Memang, bintang okupansinya lebih tinggi. Kemudian daerah-daerah tertentu lebih tinggi sebenarnya,” kata Dwi, Kamis (29/12/2022).

“Tahun baru insyaAllah lebih tinggi, hampir prediksi tiap tahun gitu. Untuk Natal ke Tahun Baru merangkat naik. Bahkan beberapa destinasi sudah full booked seperti Batu, Pasuruan, Pandaan, Tretes, Trawas,” imbuhnya.

Sementara bila dibandingkan dengan momen yang sama saat awal pandemi Covid-19 dua tahun lalu yang hanya sebesar 10-15 persen, okupansi tahun ini bisa dikatakan melonjak drastis. Kemudian tahun 2021 saat aturan pembatasan mulai dilonggarkan, okupansi merangkak naik menjadi 56-60 persen.

Dwi Cahyono berharap, malam pergantian tahun nanti okupansi hotel di Jawa Timur bisa mencapai 100 persen. Meski menurutnya, capaian itu belum bisa mengembalikan biaya operasional selama dua tahun lalu. Termasuk 10-15 persen hotel di Jatim yang belum bisa membuka fasilitas dan ruangannya secara total seperti sebelum pandemi hingga hari ini.

“Bisa saja 100 persen kalau melihat situasi cuacanya lumayan, sampai kurang berapa hari juga tidak ada imbauan apa-apa, tidak ada indikasi BOR RS. InsyaAllah mendekati full booked. Meski belum bisa mengembalikan tapi membantu,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut ia juga menjelaskan, dari hampir seribu hotel di Jawa Timur, okupansi penginapan yang berada di kawasan destinasi wisata lebih tinggi.

“Batu, Malang, Pandaan, Pasuruan, Bromo sekitarnya memang lebih tinggi. Kalau dirata-rata semuanya, 76 persen,” paparnya.

Sementara untuk di kota besar seperti Surabaya, okupansinya akan lebih sedikit dibanding kawasan wisata.

“Kalau hari libur, hari raya, tahun baru, di kota besar tidak terlalu tinggi. Karena semua pergi ke luar. Yang di sini justru staycation, orang Surabaya sendiri. Biasanya lebih rendah 5 persen dibanding okupansi semuanya. Berarti kalau Natal sekitar 70 persen,” pungkasnya.(lta/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs